Loading
Ilustrasi - Kondisi Gaza luluh lantak setelah 19 bulan diserbu Israel. ANTARA/Anadolu/py/am.
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Ketegangan berkepanjangan di kawasan Timur Tengah menunjukkan titik terang. Pemerintah Israel dan pemerintahan transisi Suriah dilaporkan telah mencapai kesepakatan gencatan senjata, dengan dukungan aktif dari Amerika Serikat, Turki, Yordania, dan negara-negara tetangga lainnya.
Kesepakatan ini diumumkan oleh Thomas Barrack, Duta Besar Amerika Serikat untuk Turki sekaligus Utusan Khusus AS untuk Suriah, melalui pernyataan resmi di platform media sosial X.
“Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Transisi Suriah Ahmed al-Sharaa, dengan dukungan penuh dari Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, telah menyetujui gencatan senjata yang juga didukung Turki, Yordania, serta negara tetangga lain,” tulis Barrack.
Baca juga:
Thailand dan Kamboja Sepakati Gencatan Senjata, Sepakat Jaga Komunikasi dan Hentikan KekerasanLebih jauh, Barrack mengajak seluruh elemen masyarakat di Suriah, termasuk etnis Druze, Badui, dan Sunni, untuk menanggalkan senjata dan bersatu membangun identitas nasional baru yang damai dan inklusif.
Respons Turki: Siap Kawal Masa Depan Suriah
Sinyal positif juga datang dari Turki. Pada Sabtu dini hari (19/7/2025), sumber diplomatik di Ankara menyebutkan bahwa Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, telah melakukan komunikasi langsung dengan Menlu AS Marco Rubio. Dalam percakapan itu, Fidan menegaskan kesiapan Turki untuk bekerja sama dengan Washington guna menciptakan solusi permanen atas konflik di Suriah.
Langkah ini dinilai sebagai upaya konkret untuk mengakhiri kekerasan yang terus merongrong stabilitas kawasan, terutama pasca insiden terbaru di Provinsi Suwayda.
Ketegangan di Suwayda: Puluhan Tewas
Dalam sepekan terakhir, Suwayda kembali menjadi titik panas konflik. Serangan kelompok bersenjata Bedouin terhadap permukiman Druze memicu bentrokan hebat dengan pasukan komunitas lokal.
Kementerian Pertahanan Suriah melaporkan lebih dari 30 korban jiwa dalam bentrokan itu, termasuk 20 tentara pro-pemerintah transisi. Sekitar 100 orang lainnya mengalami luka-luka.
Pemerintah transisi Suriah kemudian mengambil langkah tegas dengan mengerahkan pasukan gabungan dari Kementerian Pertahanan dan Kementerian Dalam Negeri ke Kota Suwayda. Operasi ini bertujuan untuk menertibkan wilayah tersebut dari keberadaan kelompok bersenjata ilegal.
Seluruh peralatan tempur berat yang sebelumnya dikerahkan di Suwayda kini ditarik menuju Damaskus, dan otoritas keamanan dalam negeri mengambil alih kendali wilayah.
Manuver Israel: Klaim Perlindungan terhadap Komunitas Druze
Sementara itu, Israel melancarkan serangan militer mendadak terhadap pasukan Suriah. Pemerintah Israel berdalih bahwa langkah ini diambil sebagai bentuk keprihatinan atas keselamatan komunitas Druze di Suriah.
Otoritas Israel mengklaim memiliki hubungan historis yang kuat dengan komunitas Druze, baik di dalam negeri maupun di wilayah konflik.
Harapan Baru untuk Perdamaian
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Suriah ini menjadi angin segar bagi proses rekonsiliasi di Timur Tengah. Dengan dukungan berbagai pihak, peluang menuju stabilitas dan perdamaian jangka panjang kini tampak lebih nyata dikutip Antara.