Loading
Foto ilustrasi Jet Tempur MiG-31 Rusia. (IDN Times/commons.wikimedia.org/Dmitriy Pichugin)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - North Atlantic Treaty Organization (NATO) mencegat tiga jet tempur MiG-31 Rusia yang diduga melanggar wilayah udara Estonia di Laut Baltik dalam insiden yang berlangsung selama 12 menit. Aliansi militer tersebut menyebut tindakan Rusia sebagai perilaku ceroboh yang meningkatkan ketegangan di kawasan Eropa Timur.
Insiden ini terjadi di dekat Pulau Vaindloo, yang berjarak sekitar 200 kilometer dari Tallinn, ibu kota Estonia. Meski pelanggaran wilayah udara Rusia cukup sering terjadi di wilayah tersebut, durasi dan cara insiden ini berlangsung dinilai tidak biasa oleh para ahli.
Jakub Godzimirski, peneliti kebijakan keamanan Rusia dari Institut Urusan Internasional Norwegia, mengungkapkan bahwa insiden itu bisa menjadi ujian dari Rusia untuk melihat reaksi NATO atau bisa saja merupakan kebetulan, terutama mengingat ketegangan yang meningkat pasca serangan pesawat nirawak di Polandia beberapa hari sebelumnya.
Sebelumnya, dilansir The Guardian, kepala intelijen Inggris, MI6, Richard Moore, menegaskan bahwa tidak ada indikasi Vladimir Putin ingin berunding damai di Ukraina. Moore menyebut Putin berusaha memaksakan kehendak dengan segala cara, namun meremehkan semangat perlawanan Ukraina.
Estonia, pendukung kuat Ukraina, sebelumnya melaporkan pelanggaran wilayah udara oleh Rusia yang ditujukan untuk menghentikan kapal tanker minyak yang menuju Rusia, bagian dari apa yang disebut sebagai “armada bayangan” yang menentang sanksi Barat.
Diplomat tertinggi Uni Eropa, Kaja Kallas, mengecam tindakan Rusia sebagai provokasi berbahaya yang semakin memperburuk situasi keamanan di kawasan. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan dukungan penuh kepada Estonia dan menegaskan kesiapan Uni Eropa untuk menanggapi setiap provokasi.
Menurut NATO, jet-jet Rusia tidak mengirim rencana penerbangan, mematikan transponder, dan tidak berkomunikasi dengan kontrol lalu lintas udara, yang merupakan pelanggaran serius. Estonia mengonfirmasi bahwa jet tempur NATO dari Italia mencegat pesawat Rusia tersebut sebagai bagian dari misi pengawasan.
Kementerian Pertahanan Rusia membantah pelanggaran wilayah udara Estonia, dengan menyatakan bahwa jet-jet tersebut sedang dalam penerbangan rutin di perairan netral Laut Baltik, lebih dari tiga kilometer dari Pulau Vaindloo.
Estonia menanggapi pelanggaran ini dengan memanggil kuasa usaha Rusia untuk memberikan protes resmi dan meminta konsultasi terbuka NATO sesuai Pasal 4 perjanjian aliansi, yang memungkinkan diskusi ketika keamanan salah satu anggota terancam.
Presiden Dewan Eropa António Costa menyatakan pelanggaran wilayah udara Estonia merupakan provokasi tidak dapat diterima dan akan menjadi agenda pembahasan para pemimpin Uni Eropa di pertemuan mendatang di Kopenhagen.
Di Gedung Putih, mantan Presiden Donald Trump menyatakan ketidaksenangannya terhadap insiden ini.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengutuk tindakan Rusia sebagai keterlaluan dan menyerukan tindakan tegas dari sekutu untuk merespons pelanggaran berulang yang dilakukan Moskow di wilayah udara beberapa negara Eropa.
Ketegangan di perbatasan timur NATO semakin meningkat setelah lebih dari 20 pesawat nirawak Rusia melintasi wilayah udara Polandia pada awal September, yang memaksa jet tempur NATO melakukan aksi penembakan. Insiden tersebut menjadi pelanggaran lintas batas paling serius sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 dan menandakan uji kesiapan aliansi di tengah konflik yang berlangsung.