Selasa, 30 Desember 2025

Serangan Drone Meningkat, Denmark Larang Penggunaan Drone Sipil Jelang KTT Eropa


 Serangan Drone Meningkat, Denmark Larang Penggunaan Drone Sipil Jelang KTT Eropa Denmark Larang Penggunaan Drone Sipil Jelang KTT Eropa. (VOI/Unsplash/@dollyfilms)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Denmark memberlakukan larangan sementara terhadap penggunaan drone sipil hingga Jumat mendatang, menyusul penampakan drone di beberapa lokasi militer dan meningkatnya serangan pesawat nirawak di kawasan tersebut.

Langkah ini diambil demi menjamin keamanan saat Denmark menjadi tuan rumah dua KTT penting Eropa, yakni KTT Uni Eropa dan Komunitas Politik Eropa.

Kementerian Pertahanan Denmark mengonfirmasi adanya drone yang terdeteksi di area angkatan bersenjata pada Sabtu malam, sementara Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa semua aktivitas drone sipil dilarang untuk mencegah risiko tertukarnya drone sipil dengan drone yang berpotensi berbahaya. Pelanggaran larangan ini dapat berujung pada denda hingga hukuman penjara dua tahun.

Insiden serangan drone belakangan ini, dilansir The Guardian,  tidak hanya terjadi di Denmark, tetapi juga di Polandia dan Rumania, diiringi pelanggaran wilayah udara Estonia oleh jet tempur Rusia. Situasi ini menambah ketegangan di tengah konflik Rusia-Ukraina yang terus berlangsung.

Untuk memperkuat pengawasan selama KTT, fregat pertahanan udara Jerman, FSG Hamburg, telah tiba di Kopenhagen sebagai bagian dari misi NATO "Baltic Sentry". Misi ini menempatkan fregat, pesawat, dan drone untuk melindungi infrastruktur vital di wilayah Laut Baltik. NATO juga mengumumkan peningkatan kewaspadaan di kawasan tersebut.

Norwegia turut memperketat pengawasan setelah terdeteksi aktivitas drone di Bandara Bronnoysund dan sekitar pangkalan militer Orland. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyoroti insiden drone Rusia yang meningkat di atas wilayah Eropa dan mengajak negara-negara Eropa untuk bersatu dalam menghadapi ancaman tersebut.

Meski Rusia membantah terlibat dalam serangan drone yang mengganggu negara-negara NATO, tudingan terus mengemuka. Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, bahkan menyebut bahwa Rusia belum bisa dikesampingkan sebagai dalang serangan yang sempat menutup Bandara Kopenhagen.

Setelah pertemuan militer NATO di Riga, Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Giuseppe Cavo Dragone, menegaskan respons tegas akan diberikan terhadap segala ancaman di wilayah NATO. Penguatan misi pengawasan udara di Baltik pun menjadi opsi jika ancaman drone terbukti berasal dari pihak lawan.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru