Loading
Ilustrasi - tekknologi kecerdasan buatan (AI). /ANTARA/ilustrasi-Anadolu/py.
TOKYO, ARAHKITA.COM — Kepolisian Jepang menangkap seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun pada Kamis (4/12/2025) karena dugaan keterlibatannya dalam serangan siber besar yang menargetkan Kaikatsu Frontier Inc., perusahaan operator jaringan warung internet Kaikatsu Club serta pusat kebugaran FiT24. Ia diduga memanfaatkan program yang dihasilkan kecerdasan buatan (AI) untuk melakukan aksinya.
Serangan yang terjadi pada Januari tersebut mengguncang dunia digital Jepang. Perusahaan induk Kaikatsu Frontier mengungkapkan bahwa insiden itu berpotensi menyebabkan kebocoran data pribadi sekitar 7,3 juta pelanggan, menjadikannya salah satu kasus siber terbesar yang melibatkan pelaku di bawah umur.
Menurut sumber penyelidikan, remaja asal Osaka itu diduga mengirim lebih dari 7,24 juta perintah ilegal ke server perusahaan dengan tujuan mengakses dan mengambil data pelanggan. Aktivitas tersebut mengganggu operasional internal Kaikatsu Frontier dan memicu investigasi skala besar.
Sumber yang sama menyebutkan bahwa meski platform AI umumnya tidak menyediakan fasilitas untuk melakukan tindakan kriminal, remaja tersebut diduga menyamarkan niat sebenarnya ketika memberikan instruksi kepada AI yang ia gunakan.
Bukan kali pertama, remaja ini sebelumnya juga pernah ditangkap pada November oleh polisi Tokyo atas kasus berbeda: ia dituduh memesan kartu Pokemon secara online menggunakan informasi kartu kredit milik orang lain dikutip Antara.
Kasus ini kembali memunculkan diskusi soal penyalahgunaan AI oleh pengguna berusia muda dan perlunya edukasi serta regulasi yang lebih ketat di era teknologi yang kian berkembang.