Selasa, 30 Desember 2025

Kanada Alihkan Fokus Dagang ke ASEAN di Tengah Memanasnya Tarif AS


 Kanada Alihkan Fokus Dagang ke ASEAN di Tengah Memanasnya Tarif AS Asia Regional Director, APF Canada, Barrett Bingley, berbincang dengan wartawan usai acara ‘Canada–In-Asia: Momentum Jakarta’ di Jakarta, Rabu (10/12/2025). /ANTARA/Kuntum Riswan.

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kanada tengah mengubah arah kebijakan dagangnya. Setelah hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat (AS) terganggu oleh perang tarif, negeri tersebut kini memperluas pandangan ke kawasan yang dinilai lebih dinamis: Asia Tenggara.

Dalam forum “Canada–In-Asia: Momentum Jakarta” di Jakarta, Rabu (10/12/2025), Asia Regional Director Asia Pacific Foundation of Canada (APF Canada), Barrett Bingley, menyampaikan bahwa Kanada kini “mengejar pasar masa depan” sekaligus mengurangi ketergantungan ekonomi pada AS. Menurutnya, ASEAN adalah kawasan yang paling menjanjikan berkat demografi muda dan laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil tinggi.

“Pertumbuhan perdagangan Kanada tidak akan datang dari Eropa. Pertumbuhan global beberapa tahun ke depan akan bertumpu pada Asia,” ujar Bingley.

Asia Tenggara Jadi Target Utama Ekspansi Ekonomi Kanada

Bingley menjelaskan bahwa Eropa tidak menunjukkan pertumbuhan PDB yang kuat, sementara hubungan dagang Kanada dengan China sedang menurun. Kerja sama ekonomi dengan India pun belum sepenuhnya solid.

Dengan berbagai tantangan tersebut, dua kawasan yang dinilai masih menyimpan potensi besar adalah:

  • Asia Timur Laut yang demokratis, dan
  • Asia Tenggara sebagai fokus utama.

Asia Timur Laut memang kaya dan ber-PDB besar, kata Bingley, tetapi menghadapi penuaan populasi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Sebaliknya, Asia Tenggara justru tampil sebagai kawasan paling dinamis, dengan pasar yang tumbuh cepat dan populasi muda sebagai kekuatan utama.

Komitmen Kanada kepada ASEAN: Dari CEPA, FTA, hingga Kerja Sama Pertahanan

Dorongan Ottawa untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan ASEAN tercermin dari upayanya mempercepat berbagai perjanjian perdagangan. Setelah menuntaskan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA), Kanada juga mengumumkan negosiasi FTA dengan Filipina, memperluas cakupan kerja sama di Asia Tenggara.

Tak hanya fokus pada ekonomi, Kanada juga melengkapi langkah ini dengan:

  • Perjanjian kerja sama militer dengan Indonesia
  • Status of Forces Agreement (SOFA) dengan Filipina

“Kanada ingin menjangkau ASEAN secara menyeluruh. Kami melihat kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan penting, dan kami berharap ASEAN juga melihat Kanada sebagai mitra strategis,” ujar Bingley.

Sejak berdiri pada 1984, APF Canada berperan sebagai lembaga nirlaba independen yang memperkuat hubungan Kanada–Asia melalui riset kebijakan, dialog strategis, dan pengembangan kapasitas.

Dampak Perang Tarif dengan AS

Ketegangan perdagangan dengan AS menjadi salah satu pemicu perubahan strategi Kanada. Dalam beberapa bulan terakhir:

  • AS mengenakan tarif 35% untuk sebagian besar barang impor Kanada
  • Presiden Donald Trump menambah tarif 10% pada Oktober
  • Produk baja dan aluminium Kanada dikenakan tarif hingga 50%

Situasi ini mendorong Perdana Menteri Mark Carney untuk menargetkan pelipatgandaan ekspor Kanada ke pasar non-AS dalam satu dekade, sebagai strategi jangka panjang mengurangi ketergantungan ekonomi negara tersebut.

Dengan pergeseran global menuju Asia dan momentum demografi ASEAN yang kuat, Kanada tampaknya sedang membuka babak baru dalam arah kebijakan dagangnya—dan Asia Tenggara menjadi panggung utama dari strategi itu dikutip Antara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru