Loading
Ilustrasi bendera Portugal. ANTARA/Pexels/Elsa Silva/am.
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Portugal kembali diguncang aksi besar. Lebih dari tiga juta warga di berbagai kota, Kamis (11/12/2025), mengikuti mogok nasional pertama dalam 12 tahun sebagai bentuk penolakan terhadap paket reformasi ketenagakerjaan yang diajukan pemerintah Perdana Menteri Luis Montenegro.
Aksi ini dipimpin sejumlah organisasi buruh terbesar di negara tersebut—termasuk General Union of Workers dan General Confederation of Portuguese Workers—yang menilai rencana perubahan regulasi justru dapat melemahkan posisi pekerja.
Reformasi Ketenagakerjaan yang Memicu Penolakan
Pemerintah Montenegro mengusulkan revisi hampir 100 pasal dalam Kode Ketenagakerjaan, mulai dari penyederhanaan mekanisme pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga perluasan penggunaan tenaga kerja sementara.
Serikat pekerja memandang langkah itu akan:
Mereka menegaskan, jika revisi ini disahkan, keseimbangan antara pekerja dan pemberi kerja akan semakin timpang.
Aksi Terbesar Sejak Krisis Utang 2013
Portugal terakhir kali menyaksikan mogok nasional berskala besar pada 2013, ketika publik memprotes kebijakan penghematan yang diterapkan pemerintah atas permintaan lembaga keuangan internasional—Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, dan IMF—sebagai syarat bantuan selama krisis utang dilansir Antara.
Kini, serikat pekerja menilai mobilisasi massal tersebut kembali terjadi karena kekhawatiran yang sama besarnya terhadap arah kebijakan pemerintah. Hingga saat ini, negosiasi antara kabinet Montenegro dan perwakilan buruh masih menemui jalan buntu.