Loading
\Arsip - Petenis putri AS Coco Gauff menngembalikan bola ke petenis petenis putri Italia Jasmine Paolini pada final tunggal putri Italia Terbuka di Roma, Italia, Sabtu (17/5/2025). Paolini mengalahkan Gauff dua set langsung dengan skor 6-4, 6-2. ANTARA FOTO/Xinhua/Elisa Lingria/Spt.
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Petenis peringkat tiga dunia Coco Gauff datang ke semifinal Wuhan Open 2025 dengan satu misi besar: membalas kekalahan beruntun dari Jasmine Paolini. Tiga kali berhadapan musim ini, Gauff belum sekalipun berhasil mengalahkan petenis asal Italia tersebut.Pertemuan keempat mereka akan berlangsung Sabtu (11/10/2025) pukul 16.00 WIB. Dalam laga ini, Gauff tampil sebagai unggulan ketiga, sementara Paolini berada di posisi unggulan ketujuh.
“Dengan kepercayaan diri baru pada servis saya, saya rasa itu bisa membuat perbedaan,” ujar Gauff setelah menaklukkan Laura Siegemund 6-3, 6-0 di perempat final, dikutip dari WTA.
Performa impresif Gauff musim ini tidak lepas dari kehadiran ahli sport science Gavin MacMillan di timnya. Servis Gauff kini lebih stabil dan kuat, membuatnya mencatat delapan kemenangan dari sembilan laga terakhir di Beijing dan Wuhan, serta 15 kemenangan dalam dua tahun terakhir di China — rekor terbaik di antara petenis putri lainnya.
Menariknya, tidak ada pemain dalam 16 tahun sejarah WTA 1000 yang pernah mencapai lima semifinal berturut-turut di China. Namun, Gauff tahu betul bahwa untuk melangkah ke final, ia harus menaklukkan lawan yang telah tiga kali membuatnya frustrasi tahun ini.
Tiga Kekalahan Beruntun dari Paolini
Gauff sempat mendominasi dua pertemuan awal mereka, tetapi di musim 2025, Paolini selalu keluar sebagai pemenang — di Stuttgart, Roma, dan Cincinnati. Dalam laga Cincinnati, Gauff sempat unggul di set pertama sebelum akhirnya kalah 2-6, 6-4, 6-3.
“Saya merasa masih bisa memperbaiki banyak hal dari pertandingan itu. Saat itu saya sempat memegang kendali,” kata Gauff.
Paolini dalam Performa Terbaik
Sementara itu, Paolini tampil luar biasa di Wuhan. Ia menyingkirkan unggulan kedua Iga Swiatek dengan skor telak 6-1, 6-2 di perempat final. Paolini tampil agresif dengan minim kesalahan, hanya mencatat tiga unforced errors sepanjang laga.
“Saya masuk ke lapangan dengan rencana yang jelas. Untuk mengalahkan Iga, Anda harus bermain sempurna dari awal sampai akhir,” ujar Paolini.
Bagi Paolini, kemenangan di semifinal ini bukan hanya soal melangkah ke final, tetapi juga membuka peluang tampil di WTA Finals Riyadh. Ia menjadi satu-satunya semifinalis yang belum mengamankan tempat, dengan 260 poin peringkat yang akan sangat berpengaruh pada posisinya.
Jika menang, Paolini bisa memperlebar jarak dari dua pesaing terdekatnya, Elena Rybakina dan Mirra Andreeva, dalam perebutan tiket terakhir ke turnamen akhir musim tersebut.
Meski di atas kertas Gauff lebih diunggulkan, catatan tiga kemenangan beruntun memberi Paolini modal besar untuk tampil percaya diri.
“Dia (Gauff) petarung sejati, sangat matang untuk usianya yang masih muda. Saya senang menonton dan mendengarkan wawancaranya. Dia pemain yang menginspirasi,” ujar Paolini dilansir Antara.
Pertemuan keempat ini menjanjikan duel sengit antara dua bintang muda yang tengah naik daun. Akankah Gauff akhirnya memutus kutukan Paolini, atau justru Paolini memperpanjang dominasinya di musim 2025?