Selasa, 30 Desember 2025

Prabowo: Empat Kali Kalah, Satu Kali Menang, dan Arti Demokrasi bagi Indonesia


 Prabowo: Empat Kali Kalah, Satu Kali Menang, dan Arti Demokrasi bagi Indonesia Presiden Prabowo dalam pidato kenegaraan, pada Sidang Tahunan MPR RI, di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat 15 Agustus 2025. (AFP/AJENG DINAR ULFIANA/CNN Indonesia)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Tidak semua jalan menuju puncak berjalan mulus. Bagi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, empat kali kalah dalam pemilihan presiden bukanlah akhir, melainkan perjalanan panjang yang membuktikan bahwa demokrasi di Indonesia benar-benar hidup.

Di hadapan para anggota MPR, DPR, dan DPD dalam Sidang Tahunan MPR RI 2025, Prabowo berdiri dengan mantap. Suaranya tegas namun penuh rasa syukur.

“Saya adalah bukti bahwa demokrasi kita berjalan. Saya ikut pemilu lima kali. Alhamdulillah, empat kali kalah, dan hari ini saya berdiri di depan majelis ini,” ucapnya di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Menyulam Harapan dari Kekalahan

Prabowo mengawali langkahnya di Konvensi Capres Partai Golkar tahun 2004. Meski mampu menembus putaran akhir, langkahnya terhenti setelah kalah dari Wiranto.

Tahun 2009, ia mencoba peruntungan sebagai calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri. Namun, duet ini kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono–Boediono.

Lima tahun berselang, pada Pilpres 2014, Prabowo tampil sebagai calon presiden bersama Hatta Rajasa. Pertarungan politik yang sengit berakhir dengan kemenangan Joko Widodo–Jusuf Kalla.

Meski begitu, ia tidak menyerah. Tahun 2019, Prabowo kembali maju dengan Sandiaga Uno sebagai pendampingnya. Lagi-lagi, hasilnya belum berpihak padanya setelah kalah dari Joko Widodo–Ma’ruf Amin.

Kemenangan di Titik Balik

Pemilihan presiden kelima menjadi titik balik. Kali ini, Prabowo berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo.Momen kemenangan ini terasa istimewa: Prabowo resmi menjadi Presiden ke-8 RI tepat di tahun peringatan 80 tahun Kemerdekaan Indonesia.

“Dirgahayu ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia,” ujarnya, menandai bukan hanya perayaan kemerdekaan bangsa, tetapi juga perjalanan panjang pribadinya dikutip Antara.

Panggung Terhormat di Sidang Tahunan

Sidang yang berlangsung di Gedung Nusantara itu dihadiri lebih dari 600 anggota dewan, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, para menteri Kabinet Merah Putih, tokoh publik, perwakilan negara sahabat, serta pimpinan partai politik.

Bagi Prabowo, momen ini bukan sekadar seremonial, tetapi simbol bahwa kegigihan, kesabaran, dan keyakinan mampu mengubah kekalahan menjadi kemenangan.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Politik Terbaru