Selasa, 30 Desember 2025

Ratna Sebut Tudingan Petahana soal 11 Pimpinan Parpol Panik, Tidak Mendasar


  • Minggu, 08 September 2019 | 15:31
  • | Politik
 Ratna Sebut Tudingan Petahana  soal 11 Pimpinan Parpol Panik, Tidak Mendasar Ketua DPD PAN Kota Tidore Kepulauan, Ratna Namsa, ST. (Arahkita/Apriyanto Daud)

TIDORE, ARAHKITA.COM - Tudingan  calon Wali Kota dan calon Wakil Wali Kota, pasangan petahana Capt. Ali Ibrahim dan Muhammad Sinen terhadap 11 pimpinan partai politik 'panik' jelang pemilihan Calon Wali kota dan Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan. Hal itu kemudian dibantah Ketua DPD PAN Kota Tidore Kepulauan Ratna Namsa, ST.

"Saya kira biasa saja, khan masih anggapan dia bahwa kita panik. Dia cuma mengganggap kita beropini dan menurut mereka kita panik, tapi kita biasa-biasa aja karena komunikasi atau pertemuan yang dibangun lintas parpol di momen menjelang politik itu biasa,” kata Ratna Namsa kepada arahkita.com via telephone seluler, Minggu (8/9/2019).

Ratna yang anggota DPRD aktif ini mengatakan bahwa momentum pemilihan Kepala Daerah memang ranahnya partai politik. Jika 11 pimpinan partai politik bertemu dan membicarakan agenda politik untuk menyamakan sikap dan visi partai politik yang kebetulan 11 partai politik sama visinya terkait dengan kondisi demokrasi ke depan di Kota Tidore Kepulauan. "Kemudian berita itu dipublish ke media. Saya pikir sah-sah saja kan. Jadi tidak ada yang panik, biasa aja,”ucapnya.

Ketua DPD PAN Kota Tidore ini juga menyampaikan bahwa kita ingin membentuk kaukus penyelamat demokrasi di Kota Tidore Kepulauan yang baik, kenapa? Karena kita melihat di momen politik Pilpres, Pileg, dan sebelumnya Pilgub. Ada beberapa masyarakat atau oknum ASN menjadi korban, masuk penjara, mungkin salah melangkah dalam melakukan langkah-langkah politik.

"Kita tidak  mau itu terulang lagi kepada masyarakat, sehingga kita berkumpul dan membuat  kaukus penyelamat demokrasi, meski judul dipermanis media dengan menyatakan bahwa kita melawan petahana, bisa jadi. Karena kita juga ada kesamaan visi untuk itu. Untuk mungkin sama-sama, ketika kita sudah satu visi dan misi dengan adanya beberapa partai sudah melakukan penjaringan. Kita mungkin dalam hal bagaimana menentukan kepala daerah ke depan,” pungkasnya.

Lanjut Ratna, karena kalau mau dibilang periode kemarin ini kan, kita juga termasuk koalisi di partai pengusung pertama mendukung petahana, kalau kemudian kita sudah tidak sejalan, dengan membentuk kesapahaman dengan orang lain, yang kebetulan sama visinya dengan partai lain. Ya kita 11 partai politik duduk bicara bersama-sama mau berencana."Jika kalau 11 partai politik bersama-sama alhamdulilah berarti apa yang selama ini didengungkan oleh petahana bahwa mereka melawan kotak kosong kan terbantahkan bahwa ada yang lain. Cuma figurnya kan belum tahu siapa atau siapa, kita paniknya dimana," tanya Ratna.

Menanggapi statement calon petahana Capt. Ali Ibrahim yang menegaskan semuanya dikembalikan ke masyarakat Tidore, bukan kepada 11 orang Ketua partai politik. Kata Ratna, ketua-ketua partai politik mempunyai pengurus partai politik di tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan maupun tingkat Kelurahan/Desa dan mereka juga adalah masyarakat Kota Tidore Kepulauan. Belum lagi kita menghitung konstituen masing-masing partai politik yang memiliki kursi maupun partai politik yang belum miliki kursi mempunyai suara yang cukup signifikan.

"Jadi jangan tidak ditentukan oleh 11 politisi atau 11 Ketua partai politik, dan itu perlu barangkali dicerna kembali kata-katanya, sebab 11 pimpinan parpol adalah warga Kota Tidore Kepulauan yang di dalamnya ada pengurus tingkat Kabupaten, Kecamatan, kelurahan maupaun desa ada pengurus partai politik,” terangnya.

Di samping itu, setiap parpol mempunya konstituen yang juga warga kota Tidore Kepulauan yang terwakili di dapil masing-masing. "Saya kira ini mungkin harus dipikirkan secara serius, jadi jangan takabur, saya bersama teman-teman berikhtiar saja, persoalan siapa atau siapa nanti yang menjadi kepala daerah itu sudah menjadi garis tangan dan sudah ditakdirkan oleh sang ilahi, kita cuma berusaha saja, tidak usaha saling berbalasan pantung, atau membuat opini yang menunjunkan ketidakelokan kita dalam berdemokrasi,” cecarnya.

Padahal sambung Ratna kita adalah orang-orang yang sudah dipilih oleh masyarakat, baik anggota DPRD maupun sebagai Kepala Daerah. tetapi bagaimana kita membuat pernyataan-perntayaan yang menyejukkan bagi masyarakat dan membuat harmonisasi diantara parpol, sehingga hubungan dan dinamika diantara kita menunjukkan secara elegan di dalam berdemokrasi, apalagi untuk sementara ini kepala daerah merupakan pembina partai politik di Kota Tidore Kepulauan.

“Kami juga adalah penyelenggara pemerintah daerah sebagai anggota DPRD aktif sekarang dan  kepala daerah juga  sebagai penyelenggara pemerintah daerah saat ini, hendaknya kita jangan membuat pernyataan-pernyataan yang mungkin  nanti bersinggungan antara satu dengan lain, yang membuat suasana tidak elok bagi kita semua dengan menunjukkan  hal-hal yang tidak baik kepada masyarakat. Lebih baik kita besama-sama saja, ketika ada 11 parpol ada dengan tim lain. Itu hal biasa dalam kontestasi politik,” tutunya.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Politik Terbaru