Selasa, 30 Desember 2025

Uang Beredar Naik: M2 Tembus Rp9.406 Triliun pada Mei 2025, Ini Penjelasan BI


 Uang Beredar Naik: M2 Tembus Rp9.406 Triliun pada Mei 2025, Ini Penjelasan BI Ilustrasi - Petugas menghitung uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (2/1/2025). ANTARAFOTO/Rivan Awal Lingga/foc/pri

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Likuiditas perekonomian nasional menunjukkan tren positif. Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2025 mencapai Rp9.406,6 triliun, tumbuh 4,9 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Meski sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 5,2 persen (yoy), angka ini tetap menandakan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, pertumbuhan M2 ini utamanya ditopang oleh peningkatan komponen uang beredar sempit (M1) sebesar 6,3 persen (yoy) serta uang kuasi yang naik 1,5 persen (yoy).

Kredit dan Tagihan Pemerintah Jadi Faktor Penggerak

BI menjelaskan bahwa salah satu pendorong utama pertumbuhan M2 adalah meningkatnya penyaluran kredit oleh perbankan. Pada Mei 2025, kredit tumbuh 8,1 persen (yoy). Meskipun sedikit lebih rendah dari pertumbuhan 8,5 persen pada April, angka ini tetap mencerminkan tingginya aktivitas pembiayaan di sektor riil.

Catatan penting, kredit yang dimaksud dalam laporan BI hanya mencakup pinjaman langsung (loans), dan tidak termasuk instrumen seperti surat berharga, akseptasi bank, maupun repo. Kredit dari kantor bank di luar negeri serta kredit kepada pemerintah pusat dan non-penduduk juga tidak dihitung dalam data ini.

Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat mengalami kontraksi 25,7 persen (yoy). Ini melanjutkan tren kontraksi dari bulan sebelumnya yang mencapai 21 persen, menunjukkan adanya penurunan penyerapan dana pemerintah di sistem perbankan.

Aktiva Luar Negeri dan Uang Primer Juga Tumbuh

Selain kredit dan tagihan pemerintah, aktiva luar negeri bersih juga tumbuh 3,9 persen (yoy), meningkat dari 3,6 persen pada April 2025. Ini mencerminkan kenaikan cadangan devisa atau aset asing lainnya yang dimiliki sistem keuangan Indonesia.

Sementara itu, uang primer (M0) adjusted juga mencatat pertumbuhan signifikan, yakni 14,5 persen (yoy) atau naik dari 13 persen pada bulan sebelumnya. Posisi M0 adjusted per Mei 2025 tercatat sebesar Rp1.939,1 triliun.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan uang kartal yang beredar sebesar 10,1 persen (yoy) serta giro bank umum di BI adjusted yang naik 10,7 persen (yoy). BI menyebut, pengendalian moneter yang telah disesuaikan dengan pemberian insentif likuiditas menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan M0.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru