Selasa, 30 Desember 2025

OJK Catat Kredit Perbankan Tumbuh 8,43 Persen per Mei 2025


 OJK Catat Kredit Perbankan Tumbuh 8,43 Persen per Mei 2025 Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae. (Metro NTB)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa kinerja intermediasi sektor perbankan nasional tetap stabil hingga Mei 2025. Pertumbuhan kredit tercatat sebesar 8,43 persen secara tahunan (year on year/yoy), dengan nilai mencapai Rp7.997,63 triliun.

OJK menilai profil risiko perbankan dinilai masih dalam kondisi terjaga.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan bahwa berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 13,74 persen yoy, disusul oleh kredit konsumsi sebesar 8,82 persen dan kredit modal kerja yang tumbuh 4,94 persen.

Dari sisi kepemilikan, bank dengan kantor cabang di luar negeri mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 11,61 persen yoy. Sementara itu, kredit korporasi tumbuh sebesar 11,92 persen yoy dan kredit UMKM meningkat 2,17 persen. Pertumbuhan kredit UMKM masih dipengaruhi oleh fokus perbankan pada upaya pemulihan kualitas kredit di sektor ini.

 

Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 4,29 persen yoy menjadi sebesar Rp9.072 triliun. Giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 5,57 persen yoy, 5,39 persen yoy, dan 2,31 persen yoy.

Sementara itu, dilansir Antara, likuiditas industri perbankan pada Mei 2025 tetap memadai dengan rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 110,33 persen dan 24,98 persen, masih di atas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen. Adapun liquidity coverage ratio (LCR) berada di level 192,41 persen.

Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,29 persen dan NPL net sebesar 0,85 persen.

Loan at risk (LAR) juga relatif stabil tercatat di angka 9,93 persen. Meskipun sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, namun rasio LAR tercatat stabil dan masih di level sebelum pandemi COVID-19.

Ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) yang berada di level tinggi sebesar 25,51 persen.

Hal itu menjadi bantalan mitigasi risiko yang sangat kuat di tengah kondisi ketidakpastian global.

Terkait perkembangan buy now pay later (BNPL), porsi BNPL perbankan tercatat 0,27 persen dari total kredit, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan.

Pada Mei 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana yang dilaporkan dalam SLIK tumbuh sebesar 25,41 persen yoy menjadi Rp21,89 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,79 juta.

 

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru