Rabu, 31 Desember 2025

Harga Bitcoin Terkoreksi Tajam, Indodax: Bukan Tanda Fundamental Melemah


 Harga Bitcoin Terkoreksi Tajam, Indodax: Bukan Tanda Fundamental Melemah Vice President Indodax Antony Kusuma. (Antaranew/Indodax)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Pergerakan harga Bitcoin yang sempat anjlok ke level 105.000 dolar AS dalam waktu singkat kembali menjadi sorotan pelaku pasar kripto. Meski sempat terkoreksi tajam sebelum kembali menguat di atas 111.000 dolar AS, kondisi ini dinilai bukan sebagai tanda melemahnya fundamental Bitcoin.

Vice President Indodax, Antony Kusuma, menegaskan bahwa volatilitas tersebut lebih mencerminkan reaksi pasar terhadap ketegangan geopolitik global, bukan pelemahan nilai intrinsik aset digital tersebut.

“Investor sebaiknya tidak terpaku pada pergerakan harga jangka pendek. Koreksi yang terjadi hanyalah respon terhadap eskalasi risiko global dan tensi perdagangan internasional, bukan indikasi bahwa fundamental Bitcoin memburuk,” ujar Antony di Jakarta, Minggu (12/10/2025).

Menurut Antony, investor yang mampu menjaga pandangan jangka panjang justru bisa memanfaatkan fase volatilitas ini untuk memperkuat posisi strategis mereka di pasar kripto. Ia menilai bahwa skenario jangka menengah untuk Bitcoin masih cenderung positif.

“Jika tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan China mulai mereda, Bitcoin berpotensi bergerak stabil di kisaran 112.000–118.000 dolar AS.

Namun jika ketegangan terus berlanjut, pergerakan harga kemungkinan tetap berada di area 105.000–120.000 dolar AS,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa penurunan harga di bawah 105.000 dolar AS justru bisa menjadi peluang bagi investor jangka panjang untuk masuk kembali ke pasar.

Pemicu Koreksi: Sentimen Global dan Kebijakan AS

Tekanan terhadap harga Bitcoin bermula dari pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai rencana kenaikan tarif besar terhadap produk asal China. Kebijakan tersebut memicu kekhawatiran investor global dan menyebabkan aksi jual di berbagai aset, mulai dari saham, komoditas, hingga kripto.

Akibatnya, Bitcoin sempat merosot hingga 105.000 dolar AS dalam waktu kurang dari satu jam sebelum akhirnya pulih di atas level 111.000 dolar AS.Data CoinGlass mencatat, dalam kurun waktu satu jam, lebih dari 8 miliar dolar AS posisi long di pasar kripto terlikuidasi. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,83 miliar dolar AS berasal dari Bitcoin dan 1,68 miliar dolar AS dari Ethereum dikutip Antara.

Dalam 24 jam terakhir, total likuidasi mencapai 9 miliar dolar AS, melibatkan sekitar 1,4 juta investor, dengan transaksi terbesar tercatat di pasangan BTC/USDT senilai 87,53 juta dolar AS.

Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto turun sekitar 13 persen menjadi 3,78 triliun dolar AS, sementara volume perdagangan harian melonjak hingga 333,8 miliar dolar AS — tertinggi sejak Agustus lalu.

Koreksi tajam harga Bitcoin kali ini bukan berarti pondasi aset kripto terbesar di dunia tersebut rapuh. Menurut Indodax, kondisi ini lebih dipengaruhi faktor eksternal, khususnya gejolak geopolitik dan risiko makro global. Investor disarankan untuk tetap rasional dan fokus pada fundamental jangka panjang.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru