Loading
Indonesia memamerkan keanekaragaman pangan lokalnya di pameran global From Seeds to Foods atau ‘Dari Benih hingga Pangan’, yang diselenggarakan oleh Food and Agriculture Organization (FAO), di Roma, Italia, pada 10-13 Oktober 2025. ANTARA/HO-FAO/Riccardo De Luca
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Indonesia kembali menunjukkan potensi besar sektor pangannya di kancah internasional. Melalui partisipasi dalam pameran “From Seeds to Foods” yang digelar Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia, 10–13 Oktober 2025, Indonesia mempromosikan beragam produk pangan lokal unggulan ke pasar global.
Dalam pameran tersebut, Indonesia menampilkan berbagai produk turunan dari empat komoditas utama, yaitu:
Menurut Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil, keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk mentransformasi sektor pertanian menuju sistem yang modern, berkelanjutan, dan berdaya saing global.
“Partisipasi Indonesia di FAO memperlihatkan tekad kami menjadikan pertanian bukan hanya sebagai penopang pangan nasional, tetapi juga sebagai bagian dari rantai pasok dunia,” ujar Ali Jamil dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (12/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa pemilihan produk-produk tersebut merupakan hasil kerja sama panjang antara Indonesia dan FAO yang telah terjalin sejak Indonesia menjadi anggota pada 1948.
Dukungan Global untuk Petani Lokal
Melalui program One Country One Priority Product (OCOP) dari FAO, petani pisang mas di Lumajang mendapat pendampingan untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan keberlanjutan produk agar siap menembus pasar ekspor.
Sementara di Sentani, Papua, kerja sama antara Kementan, FAO, dan Kedutaan Besar Selandia Baru berhasil menghadirkan unit pengolahan sagu skala kecil serta peningkatan kapasitas masyarakat adat. Inisiatif ini membantu meningkatkan produksi sagu berkelanjutan, memperkuat ekonomi lokal, dan mengurangi limbah hasil panen.
Di sisi lain, sistem agroforestri salak Bali di Karangasem juga mendapatkan pengakuan dunia sebagai situs pertama Indonesia dalam daftar Sistem Warisan Pertanian Penting Global (GIAHS) yang ditetapkan FAO.
Langkah Strategis Menuju Ketahanan Pangan Dunia
Ali Jamil menegaskan bahwa Kementerian Pertanian akan terus memperkuat rantai nilai lokal melalui berbagai program prioritas seperti swasembada pangan, pemberdayaan petani, dan perluasan akses pasar global.
“Kami berharap pameran FAO dapat membuka peluang investasi internasional untuk mengembangkan potensi pangan Indonesia, sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan dunia,” tambahnya.
Keseimbangan Tradisi dan Inovasi
Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor-Leste, Rajendra Aryal, mengapresiasi langkah Indonesia yang dinilainya berhasil menggabungkan nilai tradisi dengan inovasi teknologi dalam memperkuat sistem pangan.
“Indonesia memiliki kekayaan pangan yang lahir dari tradisi dan budaya yang kuat, namun juga terbuka terhadap inovasi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Pameran ini menjadi bukti bahwa tradisi dan inovasi bisa berjalan beriringan,” ungkapnya dikutip Antara.
Melalui partisipasi aktif di FAO, Indonesia tak hanya memperkenalkan kekayaan kuliner dan hasil pertanian Nusantara, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemain penting dalam ekosistem pangan global.