Rabu, 31 Desember 2025

Danantara Indonesia Manfaatkan SBN untuk Diversifikasi Investasi dan Jaga Stabilitas Nasional


 Danantara Indonesia Manfaatkan SBN untuk Diversifikasi Investasi dan Jaga Stabilitas Nasional Arsip Foto - Sejumlah karyawan mengobrol di depan Gedung Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), di Jakarta, Jumat (7/2/2025). (ANTARA FOTO/Reno Esnir/app/YU/am.)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia terus memperkuat strategi keuangan nasional dengan langkah cermat: menempatkan sebagian dananya di pasar modal, termasuk pada Surat Berharga Negara (SBN).

Menurut Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, strategi ini menjadi bagian penting dalam upaya diversifikasi investasi untuk menjaga stabilitas dan likuiditas portofolio nasional.

“Kalau kita menerima dana 100, tentu tidak semuanya langsung digunakan untuk proyek berisiko tinggi. Sebagian perlu disimpan di instrumen yang likuid agar bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu,” ujar Ali di Jakarta, Minggu (19/10/2025).

Ali menjelaskan bahwa Danantara Indonesia berfokus pada keseimbangan antara investasi jangka panjang dan instrumen keuangan yang mudah dicairkan. Pendekatan ini memungkinkan lembaganya untuk tetap fleksibel dalam mendanai proyek strategis tanpa mengganggu kestabilan keuangan jangka pendek.

Dua Pilar Utama Investasi: Private dan Public

Ke depan, portofolio Danantara akan terbagi menjadi dua kategori utama:

  • Private Investment – berupa investasi langsung ke proyek-proyek besar dan kompleks,
  • Public Investment – berupa investasi di pasar modal seperti SBN dan aset likuid lainnya.

“Misalnya, 60–70 persen kami arahkan untuk proyek strategis, sementara 30–40 persen ditempatkan pada aset likuid seperti SBN,” jelas Ali.

Dengan komposisi ini, Danantara tidak hanya menjaga likuiditas nasional, tapi juga turut memperkuat stabilitas pasar modal domestik.

Pendanaan dari Dividen BUMN, Bukan Dolar atau Minyak

Berbeda dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) di negara lain yang biasanya bersumber dari ekspor minyak atau cadangan devisa, Danantara memiliki karakteristik tersendiri.

“Pendanaan kami seluruhnya berasal dari dividen BUMN dan dalam rupiah, bukan dari hasil ekspor atau cadangan dolar,” tegas Ali.Hal ini membuat Danantara lebih fokus pada pengelolaan dana domestik untuk mendukung pembangunan nasional secara berkelanjutan.

Fokus pada 8 Sektor Strategis

Sekitar 60 persen dari total investasi langsung diarahkan ke proyek-proyek berskala besar dan berdampak jangka panjang, sedangkan sisanya dialokasikan untuk program quick win pipelines bersama sektor swasta.

Delapan sektor prioritas yang menjadi fokus utama antara lain:

  • Hilirisasi industri
  • Energi dan energi terbarukan
  • Kesehatan
  • Teknologi dan digitalisasi(serta sektor strategis lainnya yang menunjang ekonomi nasional)

Beberapa proyek bahkan telah memasuki tahap studi kelayakan dan tengah dimatangkan bersama pemerintah daerah, kementerian terkait, serta mitra internasional.

Salah satu yang tengah dikaji serius adalah proyek Waste to Energy (WtE), yang dinilai selaras dengan kebutuhan pengelolaan sampah perkotaan dan transisi menuju energi bersih.

“Proyek-proyek seperti hydropower plant saja bisa memakan waktu empat hingga lima tahun. Karena itu, ekspektasi hasil harus realistis,” kata Ali menambahkan.

Dorong Dampak Nyata bagi Perekonomian

Ali menegaskan, kombinasi antara investasi langsung dan investasi di pasar modal akan menciptakan multiplier effect besar bagi perekonomian nasional — terutama di sektor energi, pangan, dan kapital nasional.

“Kami memastikan investasi yang dilakukan bukan hanya terlihat di atas kertas, tetapi benar-benar memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” tutupnya dikutip Antara.

Langkah Danantara Indonesia menempatkan sebagian dananya di SBN membuktikan bahwa strategi investasi yang terukur dan adaptif dapat menjaga keseimbangan antara pembangunan jangka panjang dan likuiditas nasional. Pendekatan ini tak hanya memperkuat pasar modal, tetapi juga mendukung ketahanan ekonomi Indonesia dari dalam negeri.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru