Selasa, 30 Desember 2025

IHSG Menguat Didukung Sentimen Domestik dan Optimisme Kebijakan Ekonomi


 IHSG Menguat Didukung Sentimen Domestik dan Optimisme Kebijakan Ekonomi IHSG Menguat Didukung Sentimen Domestik. (Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (21/10) dibuka menguat seiring dengan respon positif pelaku pasar terhadap berbagai kebijakan ekonomi dalam negeri.

IHSG naik 76,71 poin atau 0,95 persen ke posisi 8.165,69. Sementara itu, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan turut menguat 11,38 poin atau 1,43 persen ke level 807,69.

Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam laporannya menyebutkan IHSG berpotensi melanjutkan tren positif yang didorong oleh kuatnya sentimen domestik, meski terdapat tekanan dari kabar perlambatan ekonomi China.

Dari dalam negeri, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) berencana mengalokasikan 80 persen dari total dana kelolaan senilai 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp165 triliun untuk investasi di dalam negeri pada 2025. Fokus investasi akan diarahkan ke pasar modal, baik melalui pembelian obligasi maupun saham.

Langkah Danantara Indonesia yang juga akan mendorong lebih banyak BUMN melakukan penawaran umum perdana (IPO) diharapkan dapat memperdalam pasar modal nasional, meningkatkan likuiditas, dan memperkuat sistem keuangan Indonesia.

Selain itu, kepercayaan pasar juga diperkuat oleh langkah Kejaksaan Agung yang menyetor Rp13,2 triliun hasil tindak pidana korupsi CPO ke kas negara. Aksi ini dinilai mendukung tata kelola fiskal dan menumbuhkan optimisme terhadap penegakan hukum.

Pelaku pasar kini menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang digelar pada 21–22 Oktober 2025. Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan sebesar total 125 basis poin menjadi 4,75 persen sepanjang tahun ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan ekspansi kredit.

Dari eksternal, dilansir Antara, ekonomi China yang melambat menjadi perhatian karena berpotensi menekan ekspor komoditas utama seperti batu bara, nikel, CPO, dan produk industri lainnya. Hal ini dapat memengaruhi neraca perdagangan serta kinerja saham berbasis komoditas di bursa domestik.

Meski demikian, Bank Rakyat China (PBoC) tetap mempertahankan suku bunga pinjaman utama pada rekor terendah sebesar 3 persen untuk tenor satu tahun dan 3,5 persen untuk tenor lima tahun. Kebijakan ini dinilai sebagai upaya menjaga stabilitas di tengah ketegangan dagang dengan Amerika Serikat dan arah kebijakan longgar The Fed.

Dari Amerika Serikat, pasar menantikan laporan keuangan beberapa perusahaan besar seperti Netflix, Coca-Cola, Tesla, dan Intel, serta peluang pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed pada akhir Oktober.

Sementara itu, bursa saham global bergerak positif. Bursa Eropa pada Senin (20/10) ditutup menguat, dengan Euro Stoxx 50 naik 1,35 persen, FTSE 100 Inggris naik 0,52 persen, DAX Jerman menguat 1,80 persen, dan CAC 40 Prancis naik 0,39 persen.

Di Wall Street, indeks Dow Jones naik 1,12 persen ke level 46.706,60, S&P 500 menguat 1,07 persen ke 6.735,51, dan Nasdaq Composite naik 1,30 persen ke 25.141,75.

Bursa Asia pagi ini juga dibuka kompak menguat. Indeks Nikkei naik 1,55 persen ke 49.963,80, Shanghai Composite naik 0,72 persen ke 3.891,25, Hang Seng melonjak 1,82 persen ke 26.325,50, dan Strait Times menguat 1,40 persen ke 4.389,07.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru