Loading
Nilai tukar rupiah diprediksi menguat menjelang pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di KTT APEC Korea Selatan. (Antaranews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Menjelang pertemuan penting antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, nilai tukar rupiah diprediksi akan menguat di tengah sentimen positif pasar global.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai optimisme terhadap hasil perundingan kedua negara menjadi pemicu utama potensi penguatan rupiah dalam pekan ini.
“AS mengklaim sudah ada kesepakatan dasar untuk pembahasan lanjutan. Namun seperti sebelumnya, konfirmasi resmi dari pihak China belum muncul. Jadi wajar jika investor masih berhati-hati,” ujar Lukman kepada Antara Senin (27/10/2025).
Menurut laporan Anadolu, Presiden Trump menyebut pertemuannya dengan Xi Jinping yang dijadwalkan berlangsung pekan depan akan menjadi “pertemuan yang sangat baik”. Keduanya akan membahas isu perdagangan dan tarif antarnegara, serta topik sensitif seperti Taiwan.
Trump juga menyinggung soal tarif 157 persen terhadap produk China, yang menurutnya tidak bisa terus dipertahankan dalam jangka panjang.
Pertemuan Xi-Trump dijadwalkan berlangsung 30 Oktober 2025, di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan.
Faktor Penguat dan Penahan Rupiah
Lukman menambahkan, peluang penguatan rupiah akan terbatas karena pasar juga menantikan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat dan perkembangan dari pertemuan Xi-Trump itu sendiri.
Selain faktor eksternal, data inflasi Amerika Serikat turut memberi napas positif bagi pasar keuangan global. Inflasi AS pada September 2025 tercatat naik 0,3 persen, lebih rendah dari perkiraan 0,4 persen. Secara tahunan, inflasi AS melandai ke 3 persen, dibandingkan ekspektasi 3,1 persen.
“Data ini memperkuat harapan bahwa The Fed bisa memangkas suku bunga dalam waktu dekat, yang pada akhirnya mendorong penguatan mata uang negara berkembang seperti rupiah,” jelas Lukman.
Proyeksi Kurs Rupiah
Dengan mempertimbangkan faktor global dan domestik, rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp16.550–Rp16.650 per dolar AS sepanjang pekan ini.
Pada pembukaan perdagangan Senin (27/10/2025), rupiah sempat melemah tipis 3 poin (0,02 persen) ke level Rp16.605 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp16.602 per dolar AS.
Meski masih tertekan di awal perdagangan, analis menilai momentum positif jelang KTT APEC bisa membuat rupiah kembali menunjukkan penguatan bertahap menjelang akhir pekan.