Rabu, 31 Desember 2025

Rupiah Diprediksi Bergerak Konsolidasi, Pasar Tunggu Rilis Neraca Pembayaran


 Rupiah Diprediksi Bergerak Konsolidasi, Pasar Tunggu Rilis Neraca Pembayaran Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah. ANTARAFOTORivan Awal Ling

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak dalam pola konsolidasi pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar menahan aksi agresif sembari menunggu rilis data neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal III-2025 yang dijadwalkan Bank Indonesia.

Pada pembukaan perdagangan Kamis, rupiah tercatat melemah tipis 25 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp16.733 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.708 per dolar AS.

Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menilai pelemahan ringan ini masih berada dalam rentang wajar. Menurutnya, rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp16.675–Rp16.775 per dolar AS sepanjang hari.

“Pasar sedang mencermati NPI kuartal III yang akan dirilis BI, termasuk posisi transaksi berjalan,” ujar Josua, Kamis (20/11/2025).

Transaksi Berjalan Diproyeksi Berbalik Surplus

Josua memperkirakan transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III-2025 akan mencatat surplus sekitar 2,93 miliar dolar AS, atau setara 0,79 persen terhadap PDB. Angka ini berbanding terbalik dengan kuartal sebelumnya yang mengalami defisit 3,01 miliar dolar AS (-0,84 persen PDB).

Kondisi ini diperkirakan ditopang oleh penguatan surplus perdagangan barang, terutama dari ekspor komoditas.

Sentimen Eksternal: The Fed Dinilai Lebih Berhati-Hati

Dari sisi global, pasar juga mencermati kalender rilis data ekonomi Amerika Serikat. Bureau of Labor Statistics (BLS) memastikan laporan ketenagakerjaan AS periode November 2025 akan dirilis pada 16 Desember 2025, atau sepekan setelah rapat Federal Open Market Committee (FOMC).

Ketiadaan data ketenagakerjaan sebelum FOMC disebut menambah ketidakpastian arah kebijakan.

“The Fed mungkin memilih sikap lebih hati-hati karena tidak memiliki data terbaru,” kata Josua kepada Antara.

Risalah FOMC Minutes juga mengungkapkan sebagian anggota mendukung menahan Fed Funds Rate hingga akhir 2025, setelah pemangkasan suku bunga pada Oktober lalu. Sikap ini makin memperlebar spektrum proyeksi kebijakan moneter The Fed di pertemuan Desember mendatang.

JISDOR Menguat Tipis

Di sisi lain, indikator referensi pasar, Kurs JISDOR BI, justru menunjukkan penguatan ke posisi Rp16.732 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.760 per dolar AS. Penguatan ini mencerminkan kondisi pasar valas domestik yang relatif stabil.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru