Loading
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi (kiri) dalam pertemuan bilateral strategis Sherpa G20 Australia dan Sherpa G20 Indonesia menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat. (ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Indonesia dan Australia menyepakati penguatan tata kelola global berbasis aturan serta mendorong sistem perdagangan multilateral yang lebih stabil. Langkah ini menjadi momentum penting menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, pada November 2025.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian, Raden Edi Prio Pambudi, menegaskan bahwa keamanan rantai pasok dunia hanya bisa dijaga jika negara-negara terus memperkuat mekanisme berbasis pasar. “Inovasi dan kerja sama menjadi kunci utama untuk memastikan rantai pasok global berjalan tanpa hambatan,” ujarnya dalam pertemuan bilateral strategis antara Sherpa G20 Indonesia dan Australia, Jumat (21/11/2025).
Dalam keterangan resminya, Indonesia juga menyampaikan dukungan penuh terhadap Presidensi Afrika Selatan. Empat agenda prioritas yang terus didorong untuk mencapai kesepakatan di forum G20 meliputi:
Indonesia menekankan bahwa penguatan pasokan mineral kritis harus memperhatikan dampak lingkungan dan keberlanjutan jangka panjang. Tata kelola yang baik dinilai penting agar lonjakan kebutuhan mineral strategis tidak menimbulkan kerusakan ekologis.
Edi juga menambahkan bahwa Indonesia siap berkolaborasi secara konstruktif dengan Presidensi G20 Amerika Serikat 2026, termasuk dalam persiapan menuju pertemuan Sherpa G20 pertama tahun depan. Selain itu, Indonesia mendorong capaian konkret pada Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-14 (MC14) yang akan berlangsung Maret 2026 di Yaoundé, Kamerun.
Di sisi lain, Indonesia dan Australia memiliki pandangan sama mengenai pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial (AI). Keduanya menekankan perlunya tata kelola AI yang tetap menjaga kepercayaan publik serta tidak mengabaikan aspek keamanan data dan etika dilansir Antara.
Pertemuan bilateral tersebut turut dihadiri oleh First Assistant Secretary Department of the Prime Minister and Cabinet Australia, Lisa Elliston, serta para perwakilan Sherpa G20 dari kedua negara. Delegasi Australia menegaskan pentingnya menjaga G20 sebagai forum ekonomi utama dunia dan mendorong agar Leaders’ Declaration memuat isu-isu geopolitik strategis.
Australia juga memberi perhatian khusus pada pemberdayaan ekonomi perempuan dan percepatan aksi perubahan iklim, terutama dalam memperluas akses masyarakat menuju transisi energi yang lebih terjangkau dan inklusif.