Selasa, 30 Desember 2025

Freeport Targetkan Produksi Emas 43 Ton pada 2028–2029, Kontribusi Negara Diproyeksikan Capai Rp100 Triliun


 Freeport Targetkan Produksi Emas 43 Ton pada 2028–2029, Kontribusi Negara Diproyeksikan Capai Rp100 Triliun Bangun tambang bawah tanah, Freeport target produksi emas 43 ton pada 2028 dan 2029 (©merdeka.com)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — PT Freeport Indonesia mematok proyeksi produksi emas yang lebih tinggi dalam beberapa tahun mendatang. Perusahaan tambang raksasa ini menargetkan mampu menghasilkan sekitar 43 ton emas pada tahun 2028 dan 2029, seiring pemulihan operasi di tambang Grasberg Block Cave (GBC).

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menjelaskan bahwa rencana peningkatan produksi ini tertuang dalam proyeksi perusahaan untuk periode 2025–2029. Menurutnya, setelah pemulihan operasional GBC dimulai pada 2027, kapasitas produksi emas akan naik signifikan.

“Pada 2026 diproyeksikan memproduksi 26 ton emas, tahun 2027 sekitar 39 ton, lalu di 2028 dan 2029 mencapai 43 ton,” kata Tony dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (24/11/2025).

Tidak hanya mengandalkan GBC, Freeport juga tengah membangun tambang bawah tanah keempat, yaitu Kucing Liar yang masih berada satu kompleks dengan Grasberg. Proyek tersebut mengalami kemunduran akibat insiden, sehingga diperkirakan baru dapat berproduksi pada 2029.

Tony meyakini tambahan pasokan emas dari Kucing Liar akan mengerek hasil produksi logam mulia perusahaan di masa mendatang.

Di sisi hilir, Freeport Indonesia juga telah memperkuat kerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Melalui kemitraan ini, Freeport akan memasok minimal 30 ton emas per tahun, menyesuaikan permintaan Antam.

“Kalau bisa, kami ingin 100 persen produk emas kami diserap oleh Antam,” ungkap Tony dikutip Antara.

Dengan proyeksi kenaikan produksi dan dukungan harga komoditas yang tetap kuat, kontribusi Freeport terhadap perekonomian diperkirakan bakal melejit. Pendapatan negara dari perusahaan ini berpotensi menembus lebih dari 6 miliar dolar AS per tahun, setara hampir Rp100 triliun pada periode 2028–2029.

Ke depan, Freeport optimistis operasional tambang bawah tanahnya akan semakin kuat dan berkelanjutan, memberikan manfaat besar bagi industri tambang nasional dan pendapatan negara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru