Loading
Ilustrasi - Rupiah menguat. (Antaranews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Nilai tukar rupiah memulai perdagangan Jumat pagi dengan pergerakan datar di level Rp16.653 per dolar AS. Meski tampak stagnan di pembukaan, peluang penguatan rupiah dinilai masih terbuka seiring meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa optimisme pelonggaran kebijakan moneter AS menjadi salah satu penopang sentimen positif bagi rupiah dalam beberapa waktu terakhir.
“Ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS untuk Desember yang telah mencapai sekitar 86 persen memberi dorongan tambahan bagi rupiah,” ujarnya di Jakarta.
Menurut laporan Anadolu, The Fed diperkirakan mengambil keputusan memangkas suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan.
Sejumlah faktor yang memperkuat peluang tersebut antara lain: panjangnya penutupan pemerintahan AS yang berlangsung hingga 43 hari, laju inflasi yang mulai moderat, serta pelemahan data ketenagakerjaan.
Pasar memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), sebuah langkah yang dinilai penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi AS.
Namun, sentimen domestik masih memberikan tantangan. Ariston menilai bencana banjir bandang di Sumatera membuat pemerintah dan Bank Indonesia berpotensi meningkatkan stimulus, yang bisa menahan laju penguatan rupiah. Selain itu, kebijakan pelonggaran yang dilakukan dalam beberapa waktu terakhir masih memberikan tekanan pada nilai tukar dilansir Antara.
Dengan mempertimbangkan seluruh faktor tersebut, kurs rupiah hari ini diperkirakan bergerak dalam rentang Rp16.630 hingga Rp16.680 per dolar AS.