Rabu, 31 Desember 2025

Kadin Indonesia–Belarus Jajaki Kerja Sama Industri Pupuk dan Teknologi Pertanian


 Kadin Indonesia–Belarus Jajaki Kerja Sama Industri Pupuk dan Teknologi Pertanian Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri Belarus Viktor Karankevich di Jakarta, Selasa (16/12/2025). (ANTARA/Shofi Ayudiana)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membuka peluang baru kerja sama ekonomi dengan Belarus, khususnya di sektor industri pupuk dan pengembangan teknologi pertanian. Peluang ini dibahas dalam pertemuan antara Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, dan Deputi Perdana Menteri Belarus, Viktor Karankevich, yang berlangsung di Jakarta, Selasa (16/12/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Anindya menyoroti posisi strategis Belarus sebagai salah satu pemasok utama potash, bahan baku penting dalam produksi pupuk yang dibutuhkan Indonesia. Menurutnya, kerja sama ini berpotensi memperkuat ketahanan industri pupuk nasional sekaligus mendukung produktivitas sektor pertanian.

“Kami membahas peluang membangun dan mengembangkan industri pupuk bersama, mengingat Belarus merupakan pemasok potash yang cukup besar bagi Indonesia,” ujar Anindya.

Tak hanya soal pupuk, dialog kedua pihak juga mencakup peluang kolaborasi di bidang teknologi pertanian modern. Fokus pembahasan diarahkan pada peningkatan produktivitas melalui mekanisasi, pengembangan mesin pertanian, serta industrialisasi alat berat.

Anindya menjelaskan, kerja sama tersebut dapat meluas ke produksi dan pengembangan bus, traktor, hingga alat berat berkapasitas besar yang mampu mengangkut beban hingga ratusan ton. Hal ini dinilai sejalan dengan kebutuhan Indonesia dalam mendukung sektor pertanian, infrastruktur, dan industri.

Selain itu, pertemuan ini juga menyinggung potensi pemanfaatan pasar halal Indonesia yang terus berkembang. Belarus dinilai memiliki peluang untuk menjajaki kerja sama di sektor ini melalui skema industri dan perdagangan yang saling menguntungkan.

Menurut Anindya, penguatan hubungan ekonomi Indonesia–Belarus tidak hanya berdampak bilateral, tetapi juga membuka akses Indonesia ke kawasan Eurasia, termasuk Rusia, Kazakhstan, Armenia, dan Kirgistan. Akses ini dinilai strategis untuk memperluas jejaring perdagangan dan investasi Indonesia di kawasan tersebut.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru