Loading
Ilustrasi - Nasabah melakukan transaksi instrumen investasi pada aplikasi Nanovest. ANTARA/HO-Nanovest.
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Senior Market Analyst Nanovest Bryan Oskar memprediksi pasar investasi global masih berpeluang melanjutkan tren positif pada 2026, menyusul kinerja kuat berbagai kelas aset sepanjang 2025.
Bryan menilai tren bullish masih dapat berlanjut apabila bank sentral dunia melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter dan sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mampu menjaga momentum inovasi.
“Tahun 2025 bukan sekadar tahun rekor harga, melainkan tahun ketika aset tradisional seperti emas dan saham, serta aset digital seperti Bitcoin dan saham berbasis AI, berlari beriringan menuju puncak baru,” kata Bryan dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (22/12/2025).
Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan diversifikasi investasi modern mampu mengombinasikan aset tradisional dan digital untuk hasil yang lebih optimal.
Bryan mencontohkan pasar saham Amerika Serikat yang mencatat reli kuat sepanjang 2025. Indeks S&P 500, Nasdaq Composite, dan Dow Jones Industrial Average berulang kali menembus rekor tertinggi sepanjang tahun, didorong euforia AI serta kinerja emiten teknologi seperti Nvidia (NVDA) dan Palantir (PLTR).
Di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mencetak rekor baru dengan menembus level 8.616 poin, atau naik sekitar 45 persen dari titik terendah 5.987 pada April 2025.
Selain saham, aset kripto turut mencatatkan lonjakan signifikan. Bitcoin (BTC) sempat menyentuh harga tertinggi sepanjang masa di atas 126 ribu dolar AS pada triwulan III 2025, sebelum terkoreksi ke kisaran di bawah 100 ribu dolar AS.
Sementara itu, emas sebagai aset lindung nilai mencapai harga 4.381 dolar AS per troy ons pada Oktober 2025, seiring meningkatnya kekhawatiran global terhadap risiko ekonomi dan geopolitik.
Meski optimistis, Bryan mengingatkan adanya risiko valuasi berlebihan, terutama pada saham-saham AI di Amerika Serikat. Ia menyoroti rasio price-to-earnings (P/E) yang melampaui puncak gelembung dot-com tahun 2000.
“Kondisi ini memicu kekhawatiran terjadinya AI Bubble, terlebih dengan utang nasional AS yang telah menembus lebih dari 38 triliun dolar AS,” ujarnya.
Menurut Bryan, situasi tersebut justru membuat emas tetap menjadi aset safe-haven favorit dengan potensi mencetak rekor baru ke depan.
Di sisi lain, kepercayaan investor terhadap platform investasi digital masih terjaga. Chief Marketing Officer Nanovest Jovita Widjaja mengatakan volume transaksi di platform tersebut meningkat signifikan sepanjang 2025.
“Kami mencatat kenaikan volume transaksi sebesar 95 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Lonjakan ini menunjukkan semakin banyak investor Indonesia yang percaya pada peluang pasar global,” pungkas Jovita.