Loading
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat berbicara kepada wartawan (Net)
NUSA DUA, ARAHKITA.COM - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyuarakan dampak yang dialami negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dari normalisasi kebijakan moneter negara-negara maju termasuk AS, saat pertemuan dengan Ketua Dewan Pengurus Bank Sentral AS Jerome Powell
Pertemuan itu digelar di sela Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10), sebut pernyataan resmi BI yang dipublikasikan dan dilansir Antara, Sabtu (13/10/2018).
"Keduanya membicarakan tentang perkembangan ekonomi global, normalisasi kebijakan moneter di negara maju, serta dampaknya pada negara-negara berkembang," sebut pernyataan BI menjelskan hasil pertemuan yang jadwalnya tidak dipublikasikan kepada wartawan.
AS merupakan negara yang selama tiga tahun terakhir menerapkan normalisasi kebijakan moneter setelah melakukan pelonggaran dengan menggelontorkan dana segar ke pasar likuiditas global.
Normalisasi kebijakan moneter itu diterapkan dengan kenaikan suku bunga kebijakan moneter The Fed (Fed Fund Rate) secara bertahap dan juga normalisasi neraca bank sentral.
Akibat normalisasi kebijakan yang dilakukan The Fed, negara-negara berkembang mengalami pelarian arus modal asing dan menderita tekanan nilai tukar.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terdampak, namun kondisi Indonesia masih jauh lebih baik dibanding negara-negara lainnya, seperti Argentina dan Turki.