Loading
Untuk mengangkut hasil bumi tersebut sangat sulit karena tidak adanya alat transportasi kendaraan roda empat yang datang ke daerah itu. (Foto-Foto: Arahkita/VJ. Chabarezy)
SABTU di penghujung Agustus 2021 saya bersama beberapa teman jurnalis kota Maumere berkesempatan mengunjungi sebuah desa di wilayah timur kabupaten Sikka yang masih sangat terisolir, jauh dari sentuhan pembangunan, padahal Indonesia sudah 76 tahun merdeka. Namun, bagi warga Wai Paar kata merdeka ibarat jauh panggang dari api.
Begitu mobil dump truk yang kami tumpangi memasuki wilayah Wai Paar, adrenalin kami mulai teruji, bagaimana tidak? Jalan yang kami lewati terdapat jurang di bagian kiri dan kanan, jalannya rusak total, rabatnya sudah hancur, beberapa titik masih terdapat jalan tanah, juga batu batu cadas di tengah badan jalan.
Perjalanan kami dari pusat kota Maumere menuju ke desa Wai Paar dengan jarak 61 km, dan waktu tempuh sekitar 2 jam lebih.
Wair Paar adalah daerah yang sangat subur, potensi hasil pertanian dan tanaman perdagangan sangat menjanjikan diantaranya seperti kemiri, mente, coklat dan juga kelapa.
Namun untuk mengangkut hasil bumi tersebut sangat sulit karena tidak adanya alat transportasi kendaraan roda empat yang datang ke daerah itu.
Mama Sofia salah satu warga Kajowain saat diwawancarai media ini ia menuturkan bahwa ketika ingin berbelanja kebutuhan pokok di pasar Talibura sekaligus menjual hasil bumi mereka, harus memikul barang barang tersebut dan berjalan kaki sepanjang 9 km dari Kajowain menuju ke jalan negara trans Maumere Larantuka tepatnya di jembata AB di Desa Nebe.
"Kami start jalan kaki dari kampung ini biasanya jam 3 pagi pikul dengan barang-barang untuk jual di pasar Talibura, sampai di pertigaan jam 5 pagi terus kami tunggu mobil atau motor ojek yang muat kami ke pasar Talibura", tutur Sofia.
Lanjutnya pulang dari pasar kami numpang mobil sampai di pertigaan kami turun dan jalan kaki, tiba di kampung sekitar jam 5 atau 6 sore, ungkapnya.
Ia berharap kepada pemerintah dan para pemangkuan kepentingan untuk memperhatikan mereka dengan membangun jalan, jaringan listrik dan signal telekomunikasi, sehingga mereka juga dapat menikmati kemerdekaan dan kue pembangunan seperti di daerah lain.
Dia berpesan kepada pemerintah "jangan biarkan kami yang terpencil jadi kian terkucil".
Kami sangat merindukan SIJALI.