Loading
Rachmawati terdiam. Saat membawakan sambutan di hadapan para hadirin dirinya tak kuasa menahan haru. (Arahkita/Jack Gobang)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Ruangan yang terdapat di Jaya Suprana School of Performance Arts (JSSPA) itu cukup lapang. Pencahayaan ruangan dari jenis lampu downlight menambah apik ruangan. Puluhan orang duduk tenang di depan mini stage. Ada beberapa perempuan yang memakai Chosŏn-ot, pakaian tradisional Korea Utara. Pendingin ruangan dan cahaya kuning yang meredup membuat suasana ruangan makin dramatis.
Backdrop layar hitam putih menampilkan sosok Presiden Soekarno dan Kim II Sung, pemimpin Korea Utara. Mereka terlihat akrab. Foto keakraban tersebut diabadikan saat Kim Il Sung mendarat di Kemayoran, Jakarta Pusat, 10 April 1960.
Rachmawati Soekarnoputri tak mampu menahan haru. Air matanya menetes. Dia duduk di bibir panggung. Beberapa kali suaranya bergetar saat memberi sambutan dalam Pertemuan Persahabatan Indonesia-Korea (PPIK) yang diselenggarakan di Jaya Suprana School of Performing Arts (JSSPA), Selasa malam (10/4/2018), Mall of Indonesia, Jakarta.
Malam itu, Jaya Suprana School of Performance Arts (JSSPA), menampilkan pemutaran film dokumenter. Film dokumenter mengenai kunjungan Kim Il Sung ke Jakarta ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea dan Kedutaan Republik Rakyat Demokratik Korea atau Korea itu.
Acara ini dihadiri oleh budayawan yang juga adalah komponis sekaligus pianis, Jaya Suprana, Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea (PPIK) Teguh Santosa, Duta Besar Korea Utara An Kwang Il
Film itu memuat kegiatan Kim Il Sung di Jakarta, Bandung dan Bogor, termasuk ketika Bung Karno menyerahkan bunga anggrek kepada Kim Il Sung yang kemudian dinamakan Kimilsungia. Dalam film tersebut juga memerlihatkan Rachmawati Soekarnoputri menari di hadapan Presiden Sukarno dan sang tamu negara.
Rachmawati terdiam. Saat membawakan sambutan di hadapan para hadirin dirinya tak kuasa menahan haru. Ia seperti dibawa dalam alam nostalgia masa lampau. Dia bercerita, saat menari di Istana Negara, dirinya membawakan beberapa tarian daerah.
“Dari umur lima tahun saya memang diminta Ayah saya untuk belajar menari. Ayah selalu meminta saya menari setiap ada tamu negara yang datang,” jelasnya.
Menari di hadapan Presiden Kim Il Sung merupakan suatu kehormatan dan momen yang sulit terlupakan. Selesai menari, ayah Rachma lalu mengajaknya untuk bersalaman dengan Presiden Kim II Sung.
”Saat itu ayah saya berkata,’Ini anak saya pandai menari’. Kalimat itu disampaikan ayah saya kepada Presiden Kim II Sung. Peristiwa ini masih sangat melekat di benak saya," ujar Rachma.
Rachma mengatakan, Pertemuan Persahabatan Indonesia Korea diselenggarakan bersamaan dengan peringatan kunjungan Kim Il Sung ke Indonesia. Pada awal tahun 2000, Rachma memprakarsasi berdirinya Perhimpunan Persahabatan Indonesia Korea (PPIK).
Tujuannya untuk mengabadikan pertemuan kedua pemimpin besar tersebut. Di samping itu, visi, misi, dan perjuangan kedua pemimpin besar itu sama-sama menghadapi neokolonialisme dan neoimperialisme. (Jack Gobang)
. .