Loading
Instalasi bambu di dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025. (ANTARA/HO-ISF)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Bambu resmi dipilih sebagai simbol utama dalam gelaran Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025, yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko IPK). Pemilihan bambu bukan tanpa alasan — tanaman ini merepresentasikan filosofi keberlanjutan yang menjadi semangat utama forum tersebut.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko IPK, Rachmat Kaimuddin, menjelaskan bahwa bambu dipilih karena memiliki banyak keunggulan yang selaras dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
“Bambu adalah tanaman yang tumbuh cepat, rendah emisi karbon, dan sangat serbaguna. Sifat-sifat ini mencerminkan arah dan semangat ISF 2025,” ujar Rachmat dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (12/1/2025).
Rachmat menambahkan, ISF 2025 bukan sekadar wadah untuk berbagi ide dan berdiskusi, tetapi juga gerakan nyata untuk mengubah pola pikir dan tindakan terhadap lingkungan.
“Kami ingin Indonesia dan dunia dapat tumbuh cepat, resilien, dan berkelanjutan, sebagaimana bambu yang kuat sekaligus lentur menghadapi berbagai tekanan,” katanya dikutip Antara.
Sebagai material alami khas Indonesia, bambu dikenal karena kemampuannya tumbuh subur tanpa merusak tanah. Dalam konteks keberlanjutan, bambu dianggap sebagai simbol keseimbangan antara kekuatan dan fleksibilitas — dua nilai penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan pembangunan masa depan.
Lebih dari sekadar elemen estetika, kehadiran bambu di ISF 2025 mencerminkan komitmen Indonesia untuk membangun masa depan yang tangguh dan hijau. Filosofi ini sejalan dengan tema besar forum tahun ini:
Baca juga:
Bambu Jadi Ikon Keberlanjutan di ISF 2025: Simbol Tumbuh Cepat, Tangguh, dan Ramah Lingkungan“Investing in a Resilient, Sustainable, and Prosperous World.”
Melalui forum ini, Indonesia menegaskan posisinya sebagai salah satu negara yang berkomitmen mengedepankan inovasi, kolaborasi, dan pembangunan berkelanjutan. Layaknya bambu yang tumbuh kokoh namun lentur, ISF 2025 diharapkan menjadi wadah inspiratif untuk menciptakan dunia yang lebih resilien dan penuh kehidupan.