Loading
Ilustrasi - Foto udara areal hutan mangrove di Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (25/10/2025). ANTARA FOTO/Andry Denisah/nym.
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Permintaan kredit karbon di Indonesia kembali menunjukkan tren positif. Batch terbaru kredit karbon yang diterbitkan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dengan volume 35.475 ton CO2e ternyata langsung diserap pasar. Sebanyak 32.060 ton CO2e atau setara 90,4 persen dari total volume telah resmi terjual.
CEO Pertamina NRE, John Anis, menyebut tingginya serapan pasar ini di luar dugaan dan menjadi bukti bahwa ekosistem karbon domestik semakin berkembang. “Kami tidak menyangka kredit karbon yang baru diterbitkan dapat terserap pasar secepat ini. Permintaan di Indonesia memang sangat tinggi,” ujarnya.
Berasal dari PLTBg Sei Mangkei
Kredit karbon tersebut dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei yang berlokasi di KEK Sei Mangkei. Fasilitas ini memanfaatkan limbah cair pabrik kelapa sawit (POME) untuk menghasilkan listrik berbasis biogas melalui teknologi covered lagoon.
Kontribusi emisi yang berhasil ditekan cukup signifikan—setara dengan mengurangi penggunaan lebih dari 8.000 mobil bensin atau menanam lebih dari 570 ribu pohon per tahun.
Dibeli Perusahaan Nasional Berbagai Sektor
Sebagian besar kredit karbon dalam batch terbaru ini dibeli oleh perusahaan nasional lintas industri, mulai dari sektor perbankan, perdagangan, hingga industri ekstraktif. Hal ini menunjukkan meningkatnya kesadaran korporasi untuk terlibat dalam upaya dekarbonisasi.
John optimistis pasar karbon Tanah Air akan berkembang lebih pesat, apalagi regulasi kini makin matang. Ia juga mengapresiasi langkah pemerintah menandatangani mutual recognition agreement (MRA) dengan lembaga standar karbon internasional seperti Gold Standard dan Verra, yang membuka jalan bagi Indonesia agar lebih kompetitif di pasar global dikutip Antara.
Portofolio Energi Bersih Terus Diperluas
PLTBg Sei Mangkei sendiri telah beroperasi sejak 2020 sebagai hasil kolaborasi Pertamina NRE dan PTPN III. Sebelumnya, Pertamina NRE juga telah menjual habis penerbitan kredit karbon perdananya yang mencapai 864.209 ton CO2e dari PLTP Lahendong unit 5 dan 6.
Ke depan, Pertamina NRE menargetkan penerbitan Volume 3 kredit karbon dari unit PLTP Lahendong berikutnya, dengan potensi mencapai 465.131 ton CO2e.Perdagangan karbon yang dilakukan Pertamina NRE menjadi salah satu penopang penting bagi IDXCarbon, bursa karbon nasional yang diluncurkan pemerintah pada 2023.