Selasa, 30 Desember 2025

RI Dorong Ekonomi Hijau Lewat Pengembangan Karbon Hutan dan Solusi Berbasis Alam


 RI Dorong Ekonomi Hijau Lewat Pengembangan Karbon Hutan dan Solusi Berbasis Alam Wamenhut Rohmat Marzuki dalam pembukaan Global Carbon Summit Indonesia 2025 yang diadakan di Jakarta, Rabu (26/11/2025) ANTARA/Prisca Triferna

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya memperkuat kontribusi sektor kehutanan sebagai tulang punggung ekonomi hijau melalui pengembangan potensi karbon hutan. Wakil Menteri Kehutanan, Rohmat Marzuki, menjelaskan bahwa Indonesia kini tengah mendorong pemanfaatan nature based solutions (NbS) atau solusi berbasis alam sebagai bagian dari transformasi nilai ekonomi karbon nasional.

Dalam pembukaan Global Carbon Summit Indonesia 2025 di Jakarta, Rabu (26/11/2025), Rohmat menyampaikan bahwa pengelolaan karbon hutan bukan lagi sekadar strategi penurunan emisi, tetapi juga upaya peningkatan penyerapan karbon melalui program aforestasi, reforestasi, hingga revegetasi yang menargetkan area hingga 12 juta hektare.

Di saat bersamaan, Kementerian Kehutanan memperkuat program Perhutanan Sosial seluas 8,3 juta hektare. Program ini menempatkan masyarakat adat dan komunitas lokal sebagai mitra utama dalam merawat hutan. Pemerintah juga menargetkan penetapan hutan adat mencapai 1,4 juta hektare dalam empat tahun mendatang.

Mengacu pada data BloombergNEF, potensi nilai karbon dari sektor kehutanan Indonesia pada 2024–2050 diproyeksikan mencapai 13,4 juta miliar ton karbon dioksida ekuivalen (CO₂e). Rohmat optimistis angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pasokan kredit karbon hutan paling kompetitif di dunia.

Untuk memperkuat tata kelola pasar karbon, Indonesia telah menjalin kerja sama internasional dengan berbagai lembaga, termasuk Integrity Council for the Voluntary Carbon Market (ICVCM) dan International Emissions Trading Association (IETA). Pemerintah juga memperbarui regulasi melalui lahirnya Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2025 tentang penyelenggaraan instrumen nilai ekonomi karbon serta pengendalian emisi gas rumah kaca dikutip Antara.

Kebijakan dan kolaborasi ini diharapkan menjadi fondasi kuat dalam memperbesar nilai ekonomi karbon Indonesia sekaligus menjaga masa depan hutan secara berkelanjutan.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Green Economy Insight Terbaru