Rabu, 31 Desember 2025

Tragedi Gempa Afghanistan, Ratusan Tewas, Ribuan Luka, Bantuan Global Diharapkan


 Tragedi Gempa Afghanistan, Ratusan Tewas, Ribuan Luka, Bantuan Global Diharapkan Korban terluka berjalan di antara rumah-rumah yang rusak akibat gempa bumi di desa Mazar Dara, distrik Nurgal, provinsi Kunar, Afghanistan Timur, Senin (01/09/2025). (©AFP/ Wakil Kohsar/merdeka.com)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Afghanistan kembali diguncang duka mendalam setelah gempa bumi berkekuatan 6,0 magnitudo mengguncang wilayah timur negara itu pada Minggu malam. Guncangan besar ini menewaskan sedikitnya 812 orang dan melukai lebih dari 2.500 warga, menurut keterangan resmi pemerintah Taliban. Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah seiring pencarian yang terus dilakukan.

Pusat gempa berada di Provinsi Kunar, dekat kota Jalalabad, dengan kedalaman hanya sekitar lima mil. Kondisi ini membuat dampaknya terasa begitu parah, terutama di desa-desa terpencil yang banyak dihuni bangunan berbahan lumpur dan kayu. Warga setempat menggambarkan suasana mencekam ketika rumah-rumah runtuh, menimbun anak-anak, orang tua, hingga pemuda yang tidak sempat menyelamatkan diri.

"Anak-anak tertimbun reruntuhan. Para lansia tertimbun reruntuhan. Kami benar-benar butuh bantuan," kata seorang warga Nurgal, salah satu distrik terdampak paling parah.

Tantangan Penyelamatan

Upaya penyelamatan berlangsung dramatis. Rekaman yang beredar menunjukkan korban dibawa dari reruntuhan menuju helikopter, sementara banyak warga berusaha menggali puing dengan tangan kosong. Hujan deras dalam dua hari terakhir memperparah kondisi, menimbulkan tanah longsor yang memutus akses jalan bagi tim bantuan.

Kate Carey, petugas Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan di Kabul, mengingatkan bahwa longsoran batu masih mengancam wilayah terdampak.

"Banyak jalan tidak bisa dilalui, sehingga menghambat distribusi bantuan," ujarnya.Seruan Bantuan Internasional

Gempa ini memperparah krisis kemanusiaan yang sudah berlangsung lama di Afghanistan. Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, menyebut bencana ini sebagai pukulan tambahan bagi negara yang tengah menghadapi kekeringan serta pemulangan paksa jutaan pengungsi dari negara tetangga.

"Semoga komunitas donor tidak ragu untuk mendukung upaya bantuan," tulis Grandi di platform X sebagaimana dilaporkan The Independent.

Direktur Care Afghanistan, Graham Davison, juga menegaskan kondisi darurat ini. "Hampir separuh penduduk Afghanistan, atau sekitar 23 juta jiwa, sudah bergantung pada bantuan kemanusiaan. Namun, pendanaan global untuk rencana respons hanya mencapai 28 persen," ujarnya.

Afghanistan dalam Lingkaran Bencana

Sejak Taliban mengambil alih pemerintahan pada 2021, Afghanistan telah menghadapi tiga gempa besar yang mematikan. Pemotongan dana internasional, termasuk dari Amerika Serikat, membuat ratusan fasilitas kesehatan tutup dan melemahkan kemampuan negara dalam menghadapi bencana.

Kini, tragedi gempa di Kunar menjadi pengingat bahwa masyarakat Afghanistan masih berjuang di tengah tumpukan krisis: bencana alam, keterbatasan ekonomi, dan minimnya dukungan global.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru