Selasa, 30 Desember 2025

Topan Super Ragasa Terjang Taiwan dan Hong Kong: Belasan Korban Jiwa, China Selatan Siaga Penuh


 Topan Super Ragasa Terjang Taiwan dan Hong Kong: Belasan Korban Jiwa, China Selatan Siaga Penuh Ombak dahsyat menghantam tepi pantai di kawasan Heng Fa Chuen saat Topan Super Ragasa mendekati Hong Kong. (Foto: Chan Long Hei/AP/The Guardian)

TAIWAN, ARAHKITA.COM – Topan Super Ragasa meninggalkan jejak kehancuran di Taiwan, Hong Kong, hingga Makau. Belasan orang dilaporkan meninggal dunia, ribuan warga mengungsi, dan aktivitas ekonomi di sejumlah kota lumpuh akibat badai terkuat tahun ini.

Di Taiwan, sedikitnya 14 orang tewas dan 18 lainnya luka-luka setelah tanggul danau tua di Hualien jebol diterjang derasnya hujan dan angin topan. Infrastruktur ikut rusak, termasuk jembatan yang roboh di wilayah timur pulau tersebut.

Sementara itu, Hong Kong mengalami kerusakan luas pada Rabu (24/9/2025). Pohon tumbang, banjir merendam kawasan pesisir, hingga gelombang badai setinggi lebih dari 3 meter menghantam pantai. Rekaman video yang beredar memperlihatkan air laut menerobos lobi sebuah hotel mewah dan membanjiri area sekitarnya.

Pihak berwenang Hong Kong telah mengeluarkan peringatan topan tingkat tertinggi. Lebih dari 760 warga mengungsi ke 50 tempat penampungan darurat. Ratusan penerbangan dibatalkan, jalur kereta api terhenti, dan sebagian distrik pesisir mengalami pemadaman listrik.

Tak hanya itu, sebuah insiden tragis terjadi di distrik Chai Wan. Seorang anak laki-laki berusia lima tahun bersama ibunya jatuh ke laut ketika sedang menyaksikan ombak besar. Kondisi keduanya dilaporkan kritis setelah diselamatkan oleh tim medis.

Makau juga terdampak parah. Kota tersebut terpaksa memutus aliran listrik di beberapa kawasan dataran rendah untuk mencegah risiko lebih besar.

Kini, perhatian beralih ke China selatan, khususnya provinsi Guangdong. Pusat Manajemen Darurat Tiongkok memprediksi Topan Ragasa akan mendarat antara Zhuhai dan Zhanjiang. Pemerintah setempat sudah menutup sekolah, menghentikan layanan transportasi, hingga mengevakuasi ratusan ribu warga. Kota Shenzhen, misalnya, memerintahkan evakuasi lebih dari 400.000 penduduknya.

Pejabat Hong Kong menyebut Ragasa sebagai salah satu badai paling berbahaya sejak topan besar tahun 2017 dan 2018. Para ilmuwan pun mengingatkan bahwa intensitas badai tropis kini semakin ekstrem seiring dengan dampak perubahan iklim sebagaimana dilaporkan The Guardian.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru