Selasa, 30 Desember 2025

WHO: Hampir 42.000 Warga Gaza Alami Cedera Berat yang Ubah Hidup Mereka


 WHO: Hampir 42.000 Warga Gaza Alami Cedera Berat yang Ubah Hidup Mereka Cedera parah, termasuk cedera pada anggota tubuh, saraf tulang belakang, otak, dan luka bakar parah, menyebabkan permintaan yang sangat tinggi akan layanan bedah dan rehabilitasi khusus. ANTARA/Xinhua.

JENEWA, ARAHKITA.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan laporan terbaru yang mengungkap dampak kemanusiaan mendalam dari konflik berkepanjangan di Jalur Gaza. Hingga September 2025, sekitar 42.000 warga Gaza dilaporkan mengalami cedera serius yang mengubah hidup mereka, termasuk kehilangan anggota tubuh dan kerusakan permanen pada organ vital.

Dalam laporan berjudul Estimating Trauma Rehabilitation Needs in Gaza, September 2025 Update yang dirilis pada Kamis (2/10/2025), WHO memperkirakan bahwa satu dari empat korban luka-luka adalah anak-anak. Secara keseluruhan, lebih dari 167.000 orang terluka sejak Oktober 2023, dengan lebih dari 5.000 di antaranya menjalani amputasi.

WHO menyoroti bahwa cedera yang diderita warga meliputi kerusakan tulang belakang, otak, luka bakar parah, serta cedera pada wajah dan mata. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan terhadap layanan medis lanjutan seperti operasi besar dan rehabilitasi jangka panjang.

“Rehabilitasi sangat penting, bukan hanya untuk pemulihan trauma, tapi juga bagi mereka yang memiliki kondisi kronis dan disabilitas,” ujar Richard Peeperkorn, perwakilan WHO untuk wilayah Palestina yang diduduki.

Namun, kemampuan sistem kesehatan Gaza untuk menangani situasi tersebut kini berada di ambang kehancuran. Dari 36 rumah sakit, hanya 14 yang masih beroperasi sebagian, sementara sebagian besar fasilitas rehabilitasi prakonflik sudah tidak berfungsi. Banyak tenaga medis juga terpaksa mengungsi, menyisakan hanya delapan ahli prostetik untuk menangani ribuan pasien amputasi.

Selain minimnya tenaga kesehatan, akses terhadap bahan bakar dan pasokan medis sangat terbatas. WHO menekankan bahwa tanpa perlindungan bagi fasilitas kesehatan dan kelancaran distribusi barang esensial seperti alat bantu medis, upaya rehabilitasi akan terus terhambat.

Bagi banyak keluarga di Gaza, perjuangan belum berakhir meski perang mereda. Mereka kini harus menghadapi masa pemulihan yang panjang, baik secara fisik maupun mental. Banyak korban mengalami disabilitas permanen dan stigma sosial yang membuat kehidupan pascakonflik semakin berat.WHO kembali menyerukan gencatan senjata segera agar bantuan medis dan kemanusiaan dapat masuk tanpa hambatan.

“Penduduk Gaza berhak atas perdamaian, hak untuk sehat, dan kesempatan untuk sembuh,” tulis laporan tersebut dikutip Antara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru