Loading
Operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan terhadap sisa rombongan, termasuk warga negara asing dan pemandu lokal lainnya. (Foto: Getty Images/BBC)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Musim pendakian musim gugur di Nepal kembali diwarnai duka. Sedikitnya tujuh pendaki, termasuk lima warga asing dan dua warga Nepal, tewas tertimbun longsoran salju di kawasan pegunungan Himalaya bagian timur laut pada Senin (3/11/2025) waktu setempat.
Berdasarkan keterangan Seven Summit Treks, longsor terjadi sekitar pukul 09.00 waktu Nepal di dekat base camp Gunung Yalung Ri di Distrik Dolakha. Tim ekspedisi melaporkan, dua jenazah telah ditemukan, sementara lima lainnya masih dalam pencarian dan diduga tertimbun di bawah lapisan salju setebal lebih dari tiga meter.
“Kemungkinan korban lainnya berada 3 hingga 4,5 meter di bawah salju. Proses pencarian masih terus berlangsung,” ujar Mingma Sherpa, Ketua Seven Summit Treks.Para korban yang tewas terdiri dari dua warga Italia, satu warga Kanada, satu warga Jerman, satu warga Prancis, serta dua pemandu asal Nepal. Sementara itu, delapan pendaki lainnya berhasil diselamatkan dan kini dirawat di Kathmandu akibat luka-luka.
Menurut laporan BBC Nepali, seluruh pendaki itu berangkat sekitar satu jam sebelum longsor terjadi. Salah satu korban selamat bahkan mengungkapkan kepada The Kathmandu Post, mereka telah berulang kali meminta bantuan namun pertolongan datang terlambat.
“Seandainya tim penyelamat tiba tepat waktu, mungkin lebih banyak nyawa yang bisa diselamatkan,” katanya.
Proses evakuasi sempat terhambat akibat cuaca ekstrem dan medan yang sulit dijangkau. Wakil Kepala Polisi Distrik Dolakha, Gyan Kumar Mahato, mengatakan helikopter penyelamat sempat mendarat di Na Gaun, lima jam berjalan kaki dari base camp, namun tidak bisa melanjutkan perjalanan karena kabut tebal dan angin kencang.
Kelompok pendaki tersebut diketahui tengah mempersiapkan pendakian menuju Puncak Dolma Khang (6.332 meter), dengan Yalung Ri (5.630 meter) sebagai bagian dari tahap aklimatisasi sebelum mencapai puncak utama.
Tragedi ini bukan satu-satunya insiden di Himalaya pekan ini. Di lokasi berbeda, dua pendaki asal Italia — Stefano Farronato dan Alessandro Caputo — ditemukan tewas di Gunung Panbari, Nepal bagian barat, setelah hilang kontak sejak 28 Oktober akibat badai salju.
Seorang rekan mereka, Velter Perlino (65), berhasil diselamatkan bersama seorang sherpa setelah helikopter penyelamat berhasil menembus badai. Jenazah kedua pendaki tersebut telah diterbangkan ke Kathmandu untuk identifikasi.
Musim gugur dikenal sebagai waktu favorit para pendaki di Nepal karena cuaca umumnya cerah dan jarak pandang lebih baik. Namun, perubahan iklim dan cuaca ekstrem seperti Siklon Montha minggu lalu telah memicu hujan lebat dan longsor salju di berbagai wilayah Himalaya, memaksa ratusan pendaki terjebak dan puluhan lainnya diselamatkan
Di wilayah Mustang barat, dua perempuan asal Inggris dan satu asal Irlandia termasuk di antara mereka yang sempat terperangkap selama beberapa hari akibat badai salju. Cuaca buruk juga menyebabkan ratusan pendaki tertahan di kawasan Gunung Everest pada Oktober lalu.
Kondisi ini menjadi pengingat bahwa Himalaya tak hanya menantang secara fisik, tapi juga sarat risiko alam yang tak terduga.