Rabu, 31 Desember 2025

Inggris Terapkan Aturan Baru: AI Dilarang Hasilkan Konten Cabul Anak


 Inggris Terapkan Aturan Baru: AI Dilarang Hasilkan Konten Cabul Anak Arsip - Orang-orang berjalan di Jembatan Westminster di London, Inggris Raya (8/12/2024). (ANTARA/Xinhua/Li Ying/aa.)

LONDON, ARAHKITA.COM – Pemerintah Inggris resmi memperkenalkan undang-undang baru yang menargetkan penyalahgunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pembuatan konten berbau pelecehan seksual anak. Langkah ini disebut sebagai terobosan global untuk menjaga keamanan anak di dunia digital.

Aturan tersebut memberikan kewenangan baru bagi Menteri Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Inggris untuk bekerja sama dengan pengembang AI serta lembaga pelindung anak, termasuk Internet Watch Foundation (IWF). Mereka akan diizinkan mengakses dan menguji model AI guna memastikan sistem tersebut tidak dimanfaatkan untuk menghasilkan konten ilegal.

Langkah ini diambil setelah IWF merilis data mencengangkan: jumlah laporan terkait konten pelecehan anak yang dihasilkan AI meningkat lebih dari dua kali lipat hanya dalam setahun—dari 199 laporan pada 2024 menjadi 426 kasus pada 2025.

Yang paling memprihatinkan, lonjakan kasus justru terjadi pada penggambaran bayi. Dalam setahun, laporan yang melibatkan anak usia 0–2 tahun meningkat dari 5 menjadi 92 kasus.

Anak Perempuan Masih Jadi Target Utama

Dari hasil analisis IWF, 94 persen gambar ilegal yang dihasilkan AI menggambarkan anak perempuan, meski ada sedikit peningkatan kasus yang melibatkan anak laki-laki.

Sebelum aturan baru ini, hukum pidana Inggris memang telah melarang pembuatan dan kepemilikan materi semacam itu, tetapi ironisnya pengembang AI tidak memiliki ruang aman untuk menguji sistem mereka dari potensi penyalahgunaan.

Melalui kebijakan baru ini, pemerintah memberi izin bagi penguji resmi untuk meneliti model AI dalam lingkungan terkendali. Tujuannya: memastikan fitur keamanan dan perlindungan anak sudah terpasang sejak tahap pengembangan teknologi.

“Kami tidak akan membiarkan kemajuan teknologi berjalan lebih cepat dari kemampuan kami melindungi anak-anak,” tegas Menteri Teknologi Inggris, Liz Kendall dikutip Antara.

“Dengan memberdayakan organisasi terpercaya untuk meneliti model AI, kami memastikan perlindungan anak menjadi bagian utama dari desain teknologi, bukan sekadar tambahan,” tambahnya.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru