Loading
Sebuah kota terlihat terendam banjir akibat badai tropis Fengshen di Provinsi Capiz, Filipina, pada 19 Oktober 2025. (ANTARA/HO-DPWH Visayas Barat/Handout via Xinhua)
MANILA, ARAHKITA.COM – Gelombang protes besar kembali mengguncang Manila. Sekitar 650.000 warga Filipina memadati salah satu taman kota utama pada Minggu (16/11/2025) untuk menyuarakan kemarahan mereka terhadap dugaan korupsi dalam proyek pengendalian banjir bernilai miliaran peso.
Aksi yang berlangsung selama tiga hari ini mengangkat seruan utama: “transparansi demi demokrasi yang lebih baik.” Massa menuntut penyelidikan menyeluruh atas dugaan penyimpangan dana, termasuk proyek riil maupun fiktif yang disebut melibatkan pejabat pemerintahan, legislator, hingga kontraktor.
Menurut Manila Disaster Risk Reduction and Management Office, jumlah massa mencapai sekitar 650.000 orang pada Minggu sore. Itu menjadikan aksi ini salah satu demonstrasi antikorupsi terbesar di Filipina dalam beberapa tahun terakhir.
Seorang peserta aksi, Junmar Ybanez, menyampaikan kekesalannya terhadap dugaan penggelapan dana publik yang terungkap dalam sidang Senat dan DPR Filipina.
“Kami bekerja keras dan membayar pajak, tapi uang kami malah disalahgunakan. Itu tidak bisa dibiarkan,” ujarnya kepada media lokal dikutip Antara.
Selain aksi utama, sekitar 2.000 warga melakukan demonstrasi terpisah di jalur jalan raya utama kota Manila.
Pemerintah Filipina memastikan tengah mengikuti perkembangan protes ini. Penjabat Sekretaris Kantor Komunikasi Kepresidenan Dave Gomez mengatakan bahwa Presiden Ferdinand Romualdez Marcos terus memonitor situasi. Untuk menjaga ketertiban, sebanyak 16.000 personel polisi diturunkan di sejumlah titik strategis.
Aksi besar pada Minggu ini menjadi bagian dari rangkaian unjuk rasa antikorupsi yang terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan kuatnya desakan publik terhadap pemerintahan agar mengusut tuntas skandal tersebut.