Loading
Arsip foto - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump berjalan menuju tempat pertemuan tingkat tinggi di di Anchorage, Alaska, Jumat (15/8/2025). ANTARA/Anadolu/HO-Kremlin Press Office/aa.
WASHINGTON, ARAHKITA.COM — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa pemerintahannya berada di tahap akhir perundingan untuk menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina. Dalam pernyataannya, Trump menyebut perkembangan pembicaraan terbaru menunjukkan kemajuan besar dan membuka peluang tercapainya kesepakatan damai dalam waktu dekat.
Berbicara saat acara Thanksgiving Turkey Pardon di Gedung Putih pada Selasa (25/11/2025), Trump menegaskan bahwa upaya penyelesaian konflik ini kini memasuki fase penting.
“Saya telah mengakhiri delapan perang dalam sembilan bulan, dan kini tinggal satu. Tidak mudah, tapi saya yakin kita hampir sampai,” ujarnya.
Trump juga mengklaim bahwa dalam satu bulan terakhir telah terjadi korban tewas hingga 25.000 tentara akibat eskalasi perang yang berlanjut. Meski demikian, ia menilai bahwa jalur negosiasi berjalan lebih cepat dari ekspektasi awal.
“Saya pikir kita sangat dekat dengan sebuah kesepakatan. Seharusnya perang ini selesai lebih cepat, namun kini kita bergerak dengan progres nyata,” tambahnya.
Gedung Putih: Masih Ada Detail Sensitif yang Perlu Difinalkan
Pernyataan Trump sejalan dengan keterangan resmi Gedung Putih yang menyebut bahwa AS telah mencapai “kemajuan besar” dalam merancang kesepakatan damai. Namun, masih terdapat sejumlah poin sensitif yang memerlukan pembahasan lanjutan antarnegara. Juru bicara Karoline Leavitt menuturkan di platform X bahwa beberapa detail penting belum sepenuhnya disepakati dan masih dalam proses perundingan.
Pada Minggu sebelumnya, diplomat Amerika dan Ukraina mengadakan pertemuan di Jenewa untuk membahas proposal awal berisi 28 poin dari AS. Proposal tersebut disusun untuk memperkuat langkah menuju penghentian perang. Setelah negosiasi berlangsung, kedua pihak sepakat merumuskan ulang rencana perdamaian agar lebih efektif dan dapat diterima semua pihak.
Meski sempat menimbulkan kekhawatiran di Kyiv dan sekutu Barat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut bahwa rancangan terbaru telah mengalami perbaikan.Zelenskyy menyampaikan bahwa versi yang lebih baru memiliki “lebih sedikit poin, namun lebih tepat sasaran.”
Menuju Penandatanganan Final
Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Rustem Umerov, menyebut Kyiv dan Washington telah mencapai “kesepahaman bersama” terkait inti proposal tersebut. Ukraina juga berharap pengaturan kunjungan Zelenskyy ke Washington dapat dilakukan secepatnya pada November, dengan tujuan merampungkan kesepakatan akhir bersama Trump dilansir Antara.
Jika pembahasan tahap berikutnya berjalan mulus, dunia mungkin akan menyaksikan salah satu babak terpenting dalam sejarah geopolitik modern: berakhirnya perang Rusia–Ukraina melalui kesepakatan diplomatik yang didorong Amerika Serikat.