Rabu, 31 Desember 2025

Sri Lanka Berduka: Korban Banjir Bandang Tembus 334 Jiwa, Ratusan Masih Hilang


 Sri Lanka Berduka: Korban Banjir Bandang Tembus 334 Jiwa, Ratusan Masih Hilang Banjir besar dan tanah longsor yang dipicu oleh Badai Siklon Ditwah di Sri Lanka. (The Hindu/westjavatoday)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Sri Lanka masih dalam masa darurat usai banjir bandang melanda berbagai wilayah sejak pertengahan November lalu. Hingga Minggu (30/11/2025), jumlah korban meninggal dilaporkan menembus 334 jiwa, sementara lebih dari 370 orang masih belum ditemukan. Data terbaru ini disampaikan oleh Pusat Penanggulangan Bencana Sri Lanka melalui laporan resmi yang dikutip sejumlah media nasional.

Bencana besar bermula ketika Siklon Ditwah menghantam negara kepulauan tersebut pada 17 November, memicu hujan ekstrem, banjir besar, dan tanah longsor di banyak wilayah. Sedikitnya 1,12 juta warga dari lebih 300 ribu keluarga terdampak langsung, memaksa banyak penduduk meninggalkan rumah mereka dengan kondisi serba terbatas.

Upaya penyelamatan dilakukan siang dan malam. Pemerintah Sri Lanka mengerahkan operasi darat dan udara untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir, sementara posko bantuan yang berjumlah lebih dari 1.275 pusat pengungsian kini menampung 180 ribu lebih pengungsi. Bantuan makanan, air bersih, hingga kebutuhan medis terus dipasok untuk bertahan beberapa hari ke depan.

Di tengah proses evakuasi, sebuah helikopter milik Angkatan Udara Sri Lanka dilaporkan jatuh saat menjalankan misi bantuan. Seluruh awak berhasil dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit.

Situasi darurat juga memaksa pemerintah menghentikan aktivitas pendidikan. Universitas, perguruan tinggi, hingga lembaga vokasi resmi ditutup sampai 8 Desember, untuk memastikan keamanan pelajar serta mempermudah pengerahan fasilitas publik dalam penanganan bencana.

Presiden Anura Kumara Dissanayake menetapkan status darurat nasional pada Sabtu malam sebagai langkah respons terhadap skala kerusakan yang terjadi. Pemerintah juga mengajak diaspora Sri Lanka serta masyarakat internasional ikut berkontribusi dalam proses pemulihan, mengingat kebutuhan logistik yang masih besar.

Sejumlah sungai besar kini berada pada level siaga tinggi. Warga di wilayah hilir diminta mengungsi lebih awal guna menghindari risiko banjir susulan dan longsor tambahan. Total lebih dari 20.000 personel militer telah diterjunkan untuk mempercepat evakuasi dikutip Antara.

Di saat bersamaan, otoritas meteorologi India turut mengeluarkan peringatan merah untuk kawasan Tamil Nadu utara, Puducherry, dan pantai selatan Andhra Pradesh yang berbatasan langsung dengan Sri Lanka. Cuaca ekstrem diperkirakan masih berlanjut dalam beberapa hari mendatang.

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru