Loading
Momen Michaela Benthaus seorang insinyur Jerman menjadi pengguna kursi roda pertama di dunia yang pergi ke luar angkasa. (Tangkapan Layar BBC)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Sejarah baru dunia antariksa tercipta. Seorang insinyur asal Jerman, Michaela Benthaus, menjadi pengguna kursi roda pertama di dunia yang berhasil merasakan pengalaman terbang ke luar angkasa. Penerbangan bersejarah ini dilakukan melalui misi wisata suborbital milik Blue Origin, perusahaan antariksa yang didirikan Jeff Bezos.
Benthaus mengalami cedera tulang belakang akibat kecelakaan sepeda gunung sekitar tujuh tahun lalu. Namun kondisi tersebut tak memadamkan mimpinya menembus batas angkasa. Lewat komunikasi daring, ia menghubungi seorang insinyur antariksa senior yang telah pensiun untuk menanyakan satu hal sederhana namun mendasar: apakah seseorang dengan disabilitas masih mungkin menjadi astronot. Dari percakapan itu, jalan menuju sejarah pun terbuka.
Melintasi Garis Kármán dalam 10 Menit yang Bersejarah
Benthaus menjadi bagian dari enam penumpang yang lepas landas dari Texas, Amerika Serikat, menggunakan wahana New Shepard, roket suborbital yang dapat digunakan kembali. Penerbangan berlangsung sekitar 10 menit dan membawa kapsul melampaui garis Kármán, batas tak kasat mata yang secara internasional diakui sebagai awal ruang angkasa.
“Ini pengalaman paling keren dalam hidup saya,” ujar Benthaus dalam video yang dirilis Blue Origin setelah pendaratan dilaporkan BBC.
“Saya bukan hanya menikmati pemandangan dan kondisi gravitasi mikro, tapi juga seluruh proses pendakiannya. Setiap tahapnya luar biasa.”
Peluncuran dilakukan pukul 14.15 GMT dari fasilitas Blue Origin di Texas. Benthaus masuk ke dalam kapsul dengan berjalan singkat dari kursi rodanya, memanfaatkan bangku khusus yang dipasang di pintu palka.
Kolaborasi dan Dukungan Teknis
Dalam penerbangan tersebut, Benthaus duduk berdekatan dengan Hans Koenigsmann, mantan manajer SpaceX, yang turut membantu mengoordinasikan perjalanan ini. Koenigsmann siap memberikan bantuan jika dibutuhkan selama misi.
“Saya pertama kali berbicara dengan Hans secara online,” kata Benthaus.
“Saya bertanya, setelah bertahun-tahun bekerja di dunia antariksa, apakah orang seperti saya masih mungkin menjadi astronot.”
Menurut Koenigsmann, justru semangat Benthaus yang menginspirasinya. “Dorongannya membuat saya yakin bahwa pengalaman luar angkasa seharusnya bisa dirasakan lebih banyak orang,” ujarnya.
Blue Origin juga menambahkan sejumlah peralatan pendukung di darat untuk memastikan Benthaus dapat masuk dan keluar kapsul dengan aman dan nyaman.
Pesan Inklusivitas dari Luar Angkasa
Ibu Benthaus, yang bekerja di European Space Agency, mengaku peristiwa ini membuka matanya tentang betapa banyak ruang publik—termasuk dunia sains—yang masih sulit diakses penyandang disabilitas.
Phil Joyce, Wakil Presiden Senior New Shepard, menegaskan makna penting misi ini.
“Penerbangan Michi menunjukkan bahwa ruang angkasa adalah milik semua orang. Kami bangga bisa membantu mewujudkan mimpinya,” katanya dilansir dari laman bbc.com
Biaya misi ini tidak diungkapkan ke publik. Penerbangan Benthaus tercatat sebagai misi wisata suborbital ke-16 Blue Origin, bagian dari persaingan ketat perusahaan antariksa swasta dalam mengembangkan pariwisata luar angkasa.
Sebelumnya, Blue Origin juga sempat menjadi sorotan setelah menerbangkan enam perempuan ke luar angkasa, termasuk bintang pop Katy Perry, Lauren Sánchez, dan presenter CBS Gayle King.
Lebih dari sekadar wisata, penerbangan Michaela Benthaus menjadi simbol kuat bahwa batas fisik di Bumi tak selalu harus menjadi batas mimpi manusia.