Selasa, 30 Desember 2025

Santa Palestina Ditangkap Polisi Israel di Pesta Natal Haifa, Picu Sorotan HAM


 Santa Palestina Ditangkap Polisi Israel di Pesta Natal Haifa, Picu Sorotan HAM Penangkapan pria Palestina berkostum Sinterklas di pesta Natal Haifa memicu sorotan HAM. Insiden ini terjadi di tengah perayaan Natal warga Palestina di Bethlehem dan Gaza yang dilanda konflik. (Tangkapan Layar Arab News)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Sebuah perayaan Natal di kota Haifa berakhir ricuh setelah polisi Israel menangkap seorang pria Palestina yang mengenakan kostum Sinterklas. Penangkapan ini terjadi saat aparat membubarkan sebuah pesta Natal yang digelar pada Minggu waktu setempat.

Menurut keterangan Mossawa Center, penggerebekan dilakukan di sebuah gedung konser. Polisi tidak hanya menyita sejumlah peralatan acara, tetapi juga menahan tiga orang, yakni pria berkostum Santa Claus, seorang DJ, dan seorang pedagang kaki lima. Dalam rekaman video yang beredar, terlihat aparat mendorong para terduga ke tanah sebelum memborgol mereka di hadapan pengunjung acara.

Pihak kepolisian Israel menyatakan bahwa pria yang mengenakan kostum Sinterklas tersebut melawan saat hendak diamankan dan bahkan diduga menyerang seorang petugas. Namun, Mossawa Center membantah versi tersebut dan menilai tindakan aparat sebagai penggunaan kekerasan berlebihan. Kelompok HAM itu juga menyebut penggerebekan dilakukan tanpa dasar hukum yang jelas.

Insiden di Haifa terjadi di tengah suasana Natal yang dirayakan warga Palestina di berbagai wilayah pendudukan. Di Bethlehem, perayaan Natal kembali digelar untuk pertama kalinya sejak perang di Gaza pecah. Jalan-jalan kota kelahiran Yesus itu dipenuhi iring-iringan marching band, sementara jemaat menghadiri misa di Church of the Nativity. Lampu-lampu perayaan menghiasi kota, disertai nyanyian Natal dari anak-anak setempat dilansir The Guardian.

Sementara itu, di Gaza Strip yang luluh lantak akibat perang, komunitas Kristen kecil tetap merayakan Natal di tengah puing-puing bangunan. Pohon Natal dan hiasan sederhana menjadi simbol harapan di tengah kehancuran infrastruktur dan krisis kemanusiaan yang berkepanjangan, menyusul puluhan ribu korban jiwa akibat serangan militer Israel.

Di luar perayaan keagamaan, ketegangan tetap berlangsung. Menurut laporan WAFA, para pemukim Israel mencabut kebun zaitun milik warga Palestina di Turmus Ayya dekat Ramallah. Aparat militer juga dilaporkan menggerebek rumah-rumah warga dan menyita kendaraan di sekitar Hebron.

Laporan terbaru juga menunjukkan meningkatnya serangan terhadap komunitas Kristen. Sepanjang Maret lalu, tercatat puluhan insiden yang menyasar properti gereja dan serangan fisik terhadap umat Kristen di wilayah pendudukan.

Sorotan terhadap krisis kemanusiaan di Gaza turut disampaikan oleh Paus Leo XIV dalam pidato Natal pertamanya. Ia menggambarkan penderitaan warga Gaza yang hidup di tenda-tenda darurat, terpapar hujan dan udara dingin. Merujuk kisah kelahiran Yesus di kandang, Paus menegaskan bahwa Tuhan hadir di tengah rapuhnya kehidupan manusia, termasuk di Gaza yang dilanda perang berkepanjangan.

Editor : Patricia Aurelia

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru