Rabu, 31 Desember 2025

Pemerintah Jepang Gelontorkan Subsidi US$1 Miliar untuk Pulihkan Pariwisata Ishikawa


 Pemerintah Jepang Gelontorkan Subsidi US$1 Miliar untuk Pulihkan Pariwisata Ishikawa Suzu, Perfektur Ishikawa. (Foto: South China Morning Post)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Pemerintah Jepang akan memberikan subsidi besar kepada industri pariwisata di seluruh bagian utara negara itu yang hancur akibat gempa bumi magnitudo 7,6 pada awal tahun 2024.

Perdana Menteri Fumio Kishida seperti dilansir South China Morning Post, menjelaskan bahwa dana tersebut akan menjadi bagian dari paket pemulihan senilai 150 miliar yen (US$1 miliar).

Subsidi pariwisata akan mencakup sejumlah program, seperti program yang akan menutupi setengah biaya hotel hingga 20.000 yen per orang, per malam, di prefektur Niigata, Toyama, Ishikawa dan Fukui.

Meskipun industri pariwisata menyambut baik dukungan pemerintah, namun banyak yang berpendapat bahwa Semenanjung Noto, yang terkena dampak paling parah akibat gempa bumi dan tsunami, belum siap menerima wisatawan dalam beberapa waktu ke depan.

Pemerintah prefektur mengkonfirmasi kepada This Week in Asia bahwa mereka bermaksud memprioritaskan alokasi dana pemulihan untuk rekonstruksi dasar yang akan membantu penduduk Noto, dengan pembangunan kembali jalan dan pemulihan layanan air, limbah, dan listrik.

Takashi Nakamoto, juru bicara pemerintah prefektur Ishikawa, mengatakan, prioritas utama saat ini adalah memulihkan pasokan listrik dan jaringan air,

“Langkah selanjutnya adalah membangun infrastruktur yang tangguh untuk melindungi kehidupan dan harta benda dari kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam di masa depan,” katanya, dan menambahkan bahwa infrastruktur tersebut akan bermanfaat bagi industri pariwisata di kawasan ini dalam jangka panjang.

Bencana yang menurut polisi setempat menelan 233 korban jiwa dan 20 masih dinyatakan hilang, memukul sektor pariwisata kawasan tersebut. Padal perfektur itu tengah bangkit usai pandemi. Pada 2022 disebutkan ada 12,31 juta wisatawan domestik dan internasional, dan pulih menjadi 18,25 juta wisatawan pada 2023.

Hingga saat ini, gempa kecil masih kerap terjadi. Para ahli telah mengkonfirmasi bahwa gempa tanggal 1 Januari dipicu ketika salah satu dari tiga patahan aktif di timur laut semenanjung bergeser, dan memperingatkan bahwa dua patahan lainnya hampir tidak bergerak.

Kenji Satake, seorang profesor di Institut Penelitian Gempa Bumi Universitas Tokyo, memperingatkan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Yomiuri bahwa dua patahan aktif lainnya dapat tergelincir dan berpotensi menimbulkan gempa berkekuatan 7 skala Richter lainnya yang akan memicu tsunami hingga ketinggian 3 meter.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru