Rabu, 31 Desember 2025

Kunjungan Putin Ke Pyongyang Tingkatkan Kekhawatiran Barat


 Kunjungan Putin Ke Pyongyang Tingkatkan Kekhawatiran Barat Presiden Korea Utara sambut Presiden Rusia Foto Liputan6com

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Korea Utara pada Selasa (18/6). Kunjungan persahabatan 18-19 Juni itu, merupakan perjalanan pertama  ke negara tersebut dalam 24 tahun.

Kunjungan Putin dilansir The Independent, meningkatkan kekhawatiran Barat atas kerja sama militer yang semakin erat antara Moskow dan Pyongyang. Pertemuan itu akan menjadi  pertemuan kedua mereka dalam waktu kurang dari sembilan bulan.

Kedua pemimpin tersebut tengah berupaya mempererat hubungan antaranegara, didorong oleh kepentingan bersama mereka dalam melawan Barat dan kebutuhan Rusia akan dukungan dalam perang di Ukraina. Kunjungan tersebut diharapkan dapat semakin mempererat aliansi.

Dalam sebuah artikel untuk surat kabar Rodong Sinmun menjelang kunjungan tersebut, Putin mengejek Barat dengan berterima kasih kepada Korea Utara atas dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap perang Rusia di Ukraina, dan menyatakan bahwa mereka siap menghadapi ambisi kolektif Barat.

Sekutu tersebut secara aktif memajukan kemitraan multifaset mereka dan membangun perdagangan alternatif dan mekanisme penyelesaian bersama yang tidak dikendalikan oleh Barat, tulis artikel tersebut. 

Putin mengatakan Rusia telah tanpa henti mendukun Korea Utara dan akan terus mendukungnya melawan tekanan ekonomi, provokasi, pemerasan, dan ancaman militer yang digunakan oleh AS terhadap Pyongyang.

"Kami juga siap bekerja sama erat untuk menghadirkan lebih banyak demokrasi dan stabilitas dalam hubungan internasional," katanya.

Citra satelit dari Planet Labs dan Maxar Technologies menunjukkan persiapan sedang berlangsung untuk parade besar di alun-alun pusat kota, dengan tribun didirikan di sisi timur.

Gambar yang dibagikan oleh media Rusia menunjukkan potret seukuran manusia dan bendera yang ditanam di sepanjang jalan untuk menyambut Putin. Bandara Pyongyang dihiasi poster-poster bertuliskan, “Hiduplah persahabatan dan kekompakan yang tak tergoyahkan antara rakyat kedua negara, Korea dan Rusia!”

Putin akan menginap di wisma tamu Kumsusan, sebuah gedung negara megah yang pernah menjadi tuan rumah pemimpin Tiongkok Xi Jinping pada tahun 2019. Ia dijadwalkan menikmati konser dan mengunjungi gereja ortodoks di ibu kota.

Ia didampingi oleh menteri pertahanan Andrei Belousov, menteri luar negeri Sergey Lavrov, dan wakil perdana menteri Alexander Novak.

Putin dan Kim diharapkan menandatangani perjanjian kemitraan strategis dan mengadakan konferensi pers bersama setelahnya.

Kekhawatiran AS

Berbicara tentang kunjungan Putin, Gedung Putih mengatakan AS khawatir dengan kerja sama yang semakin erat antara Moskow dan Pyongyang.

"Kami tidak khawatir tentang perjalanan itu," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan pada hari Senin. "Yang kami khawatirkan adalah hubungan yang semakin erat antara kedua negara ini."

Menjelang kunjungan pemimpin Rusia itu, Kim tampak membanggakan peningkatan produksi saat mengunjungi pabrik-pabrik amunisi minggu lalu. Ia memamerkan gudang-gudang yang penuh dengan rudal balistik.

AS dan sekutunya menuduh Korea Utara memasok senjata untuk perang Rusia di Ukraina dengan imbalan makanan, bahan bakar, dan mata uang asing, serta bantuan Moskow untuk program satelit militer dan eksplorasi ruang angkasanya yang baru.

KTT G7 di Italia minggu lalu mengecam dengan sekeras-kerasnya peningkatan kerja sama militer antara kedua negara, terutama dugaan ekspor rudal balistik Korea Utara ke Rusia.

Moskow dan Pyongyang membantah tuduhan tersebut.

 

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru