Rabu, 31 Desember 2025

Shock! Ditemukan 230 Ruang Obrolan Telegram Berisi Deepfake di Sekolah Menengah hingga Universitas Korsel


 Shock! Ditemukan 230 Ruang Obrolan Telegram Berisi Deepfake di Sekolah Menengah hingga Universitas Korsel Kasus deepfake melanda sekolah dan universitas di Korsel Foto Allkpop

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Masyarakat Korea Selatan merasa terteror dan shock, ketika ditemukan 230 ruang obrolan Telegram berisi deepfake yang ada di sekolah menengah hingga Universitas.

Pada tanggal 26 Agustus daftar sekolah korban deepfake Telegram mulai menyebar dengan cepat melalui media sosial dan komunitas daring di Korea Selatan, demikian dilaporkan Allkpop.

Sebelumnya, masyarakat Korea Selatan gempar, ketika muncul berita tentang keberadaan ruang obrolan Telegram tempat para pesertanya mengunggah, berbagi, dan mengonsumsi pornografi deepfake menggunakan foto-foto kenalan perempuan mereka di sekolah dan di tempat kerja.

Sekarang, daftar sekolah korban deepfake Telegram yang baru terungkap semakin menimbulkan ketakutan dan teror di kalangan masyarakat. Terbaru disebut mencakup lebih dari 230 sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan universitas.

Awal bulan ini pada tanggal 20 Agustus, sebuah laporan polisi diajukan atas nama mahasiswi di Universitas Inha, yang mengungkap keberadaan ruang obrolan tempat wajah mahasiswi diedit ke tubuh telanjang menggunakan deepfake. Ruang obrolan ini memiliki lebih dari 1.200 peserta, dan sekitar 30 mahasiswi atau lulusan baru sudah menjadi korban.

Peserta di ruang obrolan tersebut tidak hanya mengunggah konten deepfake menggunakan wajah mahasiswa Universitas Inha, tetapi juga membagikan nama dan informasi kontak pribadi korban. Kemudian, menggunakan informasi yang dibagikan, beberapa anggota ruang obrolan mulai mengancam korban, mengirim foto deepfake melalui pesan teks dan menulis, "Apakah ini kamu?".

Awal tahun ini, kasus serupa yang melibatkan mahasiswa Universitas Nasional Seoul terungkap dan menyebabkan penangkapan 4 admin ruang obrolan.

Yang mengejutkan, kini diketahui bahwa sejumlah besar ruang obrolan Telegram ini ada di tingkat sekolah menengah pertama dan atas. Ribuan peserta menargetkan siswi muda dengan mengunggah foto yang ditemukan di platform media sosial seperti Instagram. 

Keterkejutan belum berhenti, karena diyakini bahwa sesama siswa yang bersekolah di sekolah menengah pertama dan atas ini merupakan mayoritas peserta di ruang obrolan. Mereka dapat dengan mudah memperoleh nama dan informasi pribadi tentang korban dan membagikannya di ruang obrolan, menyebarkan informasi pribadi ke ribuan pengguna daring.

Setelah daftar sekolah korban deepfake Telegram dipublikasikan, sejumlah komite sekolah telah mengeluarkan peringatan kepada siswa dan orangtua mereka, dengan menulis: "Saat ini, telah ditemukan bahwa foto deepfake yang diedit dan informasi identitas tentang siswa Sekolah Menengah Atas ** tersebar di Telegram. Para siswa, harap berhati-hati. Anda disarankan untuk menghapus semua foto wajah Anda di media sosial atau blog."

Orang-orang yang mendapati sekolah mereka ada dalam daftar ini juga mengungkapkan rasa takut dan cemas mereka di media sosial, dengan menulis, "Masalah dengan isu deepfake saat ini adalah hal itu terus-menerus membuat Anda berpikir,'Bagaimana jika saya salah satu korbannya? Teman saya menemukan foto deepfake dirinya dan sekarang dia panik. Tolong hapus foto itu," ungkap salah satu unggahan.

Menurut kepolisian Korea Selatan, total 297 kejahatan eksploitasi seksual deepfake telah dilaporkan antara Januari hingga Juli 2024. Sebanyak 178 tersangka ditangkap melalui kasus-kasus ini, dengan 131 (73,6%) berusia remaja dan 36 (20,2%) berusia dua puluhan.

Ruang obrolan Telegram deepfake ini paling sering dibuat persekolah, atau pertingkat kelas. Ruang obrolan besar juga berisi kategori konten deepfake per tahun terus bertambah,, termasuk anak di bawah umur yang lahir antara tahun 2005~2010.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru