Selasa, 30 Desember 2025

Dari Landhuis Tamboen ke Museum Modern: Cerita Gedung Juang 45 Bekasi


 Dari Landhuis Tamboen ke Museum Modern: Cerita Gedung Juang 45 Bekasi Gedung Juang 45 Bekasi menawarkan wisata edukasi berbalut sejarah kolonial dan perjuangan kemerdekaan. (Foto: Istimewa)

BEKASI, ARAHKITA.COM — Berkunjung ke Bekasi rasanya belum lengkap tanpa singgah ke Gedung Juang 45 Bekasi. Terletak di Tambun Selatan, bangunan bersejarah ini menawarkan pengalaman wisata yang memadukan rekreasi santai dengan pembelajaran sejarah yang menyenangkan.

Pada awal abad ke-20, gedung ini dikenal sebagai Landhuis Tamboen—sebuah rumah megah milik keluarga bangsawan Tionghoa, Khouw van Tamboen. Proses pembangunannya berlangsung sekitar 1906–1910 dan disempurnakan pada 1925. Kala itu, gedung ini tak hanya menjadi hunian, tetapi juga pusat pengelolaan perkebunan keluarga.

Dari sisi arsitektur, pesonanya langsung terasa. Perpaduan gaya kolonial Eropa dan sentuhan Tionghoa tampak pada jendela besar, pintu-pintu tinggi, ornamen fasad, hingga tangga marmer dan lantai tegel asli yang masih terawat. Bentuknya yang simetris dan proporsional menjadikan bangunan ini simbol prestise pada masanya—dan tetap memesona hingga kini.

Memasuki periode perjuangan kemerdekaan, fungsi gedung pun berubah. Bangunan ini menjadi titik kumpul para pejuang di wilayah Bekasi. Berbagai strategi perlawanan dirancang di sini, bahkan gedung ini pernah menjadi lokasi pertukaran tawanan antara pejuang Indonesia dan pihak Belanda.

Kini, Gedung Juang 45 hadir sebagai museum modern berbasis digital. Pengunjung dapat menjelajahi arsip sejarah era Belanda dan Jepang, kisah kerajaan, jejak masa purba, hingga profil pahlawan lokal dan dinamika perkembangan Kota Bekasi. Dukungan visual interaktif dan video membuat cerita masa lalu terasa hidup dan mudah dipahami oleh semua usia.

Citra Jannah (30), seorang guru asal Bekasi, mengaku sudah dua kali berkunjung. “Tempat ini unik, kaya sejarah, dan cocok untuk anak-anak sekolah. Belajar jadi terasa lebih menyenangkan karena bisa melihat langsung bangunannya,” ujarnya.

Tak heran jika Gedung Juang 45 kerap menjadi tujuan kunjungan edukatif. Para pelajar diajak belajar di luar kelas—menyentuh sejarah secara nyata, bukan sekadar membaca buku. Setelah revitalisasi, area museum pun terasa lebih rapi dan nyaman tanpa menghilangkan karakter aslinya.

Lebih dari sekadar peninggalan kolonial, Gedung Juang 45 adalah penanda perjalanan panjang Bekasi. Sebagai ruang belajar sekaligus destinasi leisure edukatif, tempat ini mengajak pengunjung menengok masa lalu—agar tumbuh rasa bangga terhadap sejarah dan identitas daerah.

Penulis:

Mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika

Penulis: Satya Kumalasari & Dimas Aji RukmanaAnggota: Hanggo Jalu Pramudyo • Silitonga Asyel Yoel • Satya Kumalasari • Dimas Aji Rukmana

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Leisure Terbaru