Loading
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan pernyataan di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025). ANTARA/Andi Firdaus
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan dirinya tidak pernah berniat mengecilkan bantuan dan dukungan warga maupun Pemerintah Malaysia kepada korban bencana banjir di Aceh. Pernyataan ini disampaikan menyusul polemik yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Tito menyebut komentarnya sebelumnya telah disalahpahami dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk meremehkan bantuan dari negara tetangga tersebut.
“Pernyataan saya kemarin mungkin disalahpahami. Saya sama sekali tidak bermaksud untuk mengecilkan bantuan dan dukungan dari warga Malaysia kepada Aceh, tidak, sama sekali tidak bermaksud itu,” kata Tito di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025).
Ia pun secara terbuka menyampaikan permohonan maaf apabila ucapannya menimbulkan persepsi negatif di publik.
“Saya sama sekali tidak bermaksud mengecilkan bantuan dan dukungan dari saudara-saudara kita di Malaysia. Kalau ada yang salah paham, saya minta maaf,” ujarnya.
Tito menekankan hubungan personal dan profesionalnya dengan Malaysia telah terjalin lama dan erat, sejak kerja sama penanganan terorisme pascabom Bali, saat ia masih bertugas di kepolisian dan Densus 88, hingga menjabat Kapolri dan kini Mendagri.
Menurutnya, relasi baik tersebut juga terbangun dengan Menteri Dalam Negeri Malaysia Saifuddin Nasution, Menteri Luar Negeri Malaysia, hingga Perdana Menteri Malaysia.
Ia menjelaskan, inti pernyataannya bukan untuk membandingkan atau mengurangi arti bantuan luar negeri, melainkan meminta agar kerja besar Pemerintah Indonesia—baik pusat maupun daerah—juga mendapat apresiasi yang seimbang.
“Banyak sekali yang sudah dikerjakan sejak hari pertama, hanya memang tidak semuanya terekam media,” tutur Tito.
DIa mengungkapkan pemerintah bergerak cepat sejak awal bencana. Tito bahkan turun langsung ke Aceh pada 29 November 2025, meninjau Banda Aceh, Pidie, Pidie Jaya, hingga Lhokseumawe, sekaligus mengoordinasikan penyaluran bantuan bersama TNI, Polri, BNPB, Basarnas, dan pemerintah daerah.
Tito juga memaparkan pengerahan logistik besar-besaran oleh pemerintah pusat, mulai dari ratusan ton beras Bulog, mobilisasi helikopter, kapal, hingga pesawat atas arahan Presiden, serta dukungan anggaran cepat bagi daerah terdampak.
Meski demikian, Tito menegaskan apresiasi terhadap bantuan luar negeri, termasuk dari Malaysia yang memiliki ikatan historis dan kultural kuat dengan Aceh, tetap sangat tinggi.
“Yang saya maksud, tolong juga dihargai upaya pemerintah pusat, pemerintah daerah, relawan, dan donatur dalam negeri yang bekerja luar biasa, meski sering tidak terekspos,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Tito kembali menegaskan komitmennya menjaga hubungan baik Indonesia–Malaysia.
“Penekanan saya itu cuma satu sebetulnya, tolong, yang di dalam negeri juga dihargai,” ucapnya.
Sebelumnya, pernyataan Tito di media sosial yang menyebut nilai bantuan kemanusiaan dari Malaysia ke Aceh berkisar di bawah Rp1 miliar menuai kritik dari mantan Menteri Luar Negeri Malaysia Tan Sri Rais Yatim, yang menilai komentar tersebut kurang sensitif secara etika diplomasi.