Loading
Korban bencana alam di Sumatera Utara. (Dok. Pusdalops Sumut)
MEDAN, ARAHKITA.COM - Sumatera Utara masih berduka. Hingga Jumat sore, jumlah korban meninggal akibat banjir dan tanah longsor mencapai 369 orang.
Angka ini tercatat Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumut dan terus diperbarui seiring proses evakuasi.
Korban tersebar di 12 kabupaten dan kota, mulai dari Tapanuli Tengah yang tercatat 132 orang, Tapanuli Selatan 88 orang, hingga Kota Sibolga 54 orang.
Kabupaten Tapanuli Utara melaporkan 36 korban, sementara daerah lain seperti Humbang Hasundutan, Langkat, Deliserdang, Kota Medan, Pakpak Bharat, Nias, Nias Selatan, dan Padangsidimpuan juga mencatat korban jiwa.
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, menekankan bahwa data ini masih bersifat sementara.
“Laporan ini merupakan data sementara yang diterima Pusdalops PB Sumut,” ungkap Sri Wahyuni.
Selain jumlah korban, tantangan terbesar kini adalah memastikan keselamatan warga terdampak, membersihkan puing, dan menyalurkan bantuan ke wilayah yang terisolasi.
Banyak warga yang kehilangan rumah, harta benda, bahkan tempat usaha akibat terjangan banjir dan longsor.
“Untuk perkembangan atas bencana itu akan terus diinformasikan termasuk data-datanya,” tambahnya, seraya menekankan koordinasi antara BPBD, pemerintah daerah, dan relawan terus berjalan.
Di tengah duka, upaya bantuan dan evakuasi tetap berjalan. Relawan dan aparat bekerja siang malam menyalurkan logistik, mengevakuasi warga terdampak, serta memastikan keselamatan masyarakat tetap prioritas.
Warga yang selamat pun mulai kembali menata rumah dan kehidupan mereka, meski trauma dan kehilangan masih menyelimuti.