Loading
Studi ini menunjukkan bahwa dari total anggaran MBG sebesar Rp24,7 triliun, sekitar 34,2%. (Tangkapan Layar Studi CELIOS)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Di balik ambisi besar Program Makan Bergizi Gratis (MBG), tersembunyi biaya ekonomi yang jarang dibicarakan. Studi Center of Economic and Law Studies (CELIOS) mengungkap bahwa pengalihan anggaran besar ke MBG berpotensi mengorbankan manfaat ekonomi jangka panjang hingga Rp404 triliun, terutama dari sektor pencegahan stunting dan kesehatan publik
Anggaran Besar, Konsekuensi BesarMBG merupakan salah satu program dengan alokasi anggaran terbesar dalam sejarah kebijakan sosial Indonesia. Pada 2025, anggaran MBG mencapai Rp71 triliun, dan melonjak menjadi Rp335 triliun pada 2026. Sebagian dana tersebut berasal dari realokasi anggaran sektor kesehatan, termasuk program pencegahan stunting.
Studi evaluasi Center of Economic and Law Studies (CELIOS) bertajuk: Studi Evaluasi-1 Tahun-Makan (Tak) Bergizi (Tak) Gratis 2025 menilai, besarnya anggaran ini menuntut kehati-hatian ekstra, karena setiap keputusan fiskal memiliki konsekuensi—bukan hanya pada tahun berjalan, tetapi juga pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Baca juga:
Riri Sandjojo Lakukan Sosialisasi Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar di Kabupaten BoneInclusion Error: Bantuan Tak Tepat SasaranSalah satu temuan utama studi ini adalah tingginya inclusion error dalam implementasi MBG. CELIOS memperkirakan sekitar 34,2 persen penerima MBG tidak termasuk kelompok prioritas yang seharusnya menjadi sasaran utama program.
Dengan kata lain, sebagian besar anggaran justru mengalir ke kelompok yang relatif tidak membutuhkan intervensi gizi mendesak, sementara kelompok paling rentan—seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita—belum sepenuhnya menjadi fokus.
Baca juga:
Biaya Tersembunyi Makan Bergizi Gratis: Studi CELIOS Hitung Opportunity Cost hingga Rp404 TriliunMenghitung Opportunity Cost
Dari total Rp24,7 triliun anggaran kesehatan yang direalokasikan ke MBG, sekitar Rp8,4 triliun dinilai berpotensi terbuang akibat salah sasaran. Angka inilah yang kemudian dihitung CELIOS sebagai opportunity cost—nilai manfaat yang hilang karena dana digunakan untuk MBG alih-alih program pencegahan stunting yang lebih tepat sasaran.
Mengacu pada riset internasional, setiap 1 dolar AS investasi pencegahan stunting dapat menghasilkan manfaat ekonomi hingga 47,9 dolar AS di masa depan. Dengan pendekatan tersebut, CELIOS memperkirakan bahwa dana Rp8,4 triliun yang salah sasaran itu setara dengan kehilangan potensi manfaat ekonomi sekitar Rp404 triliun dalam jangka panjang.
Dampak Jangka Panjang yang Tak Terlihat
Kerugian ini bukan hanya angka di atas kertas. CELIOS menegaskan bahwa pencegahan stunting berdampak langsung pada kualitas kesehatan, pendidikan, dan produktivitas tenaga kerja di masa depan. Ketika investasi pada fase krusial kehidupan—khususnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan—dikurangi, maka negara berisiko menanggung beban sosial dan ekonomi yang jauh lebih besar di kemudian hari.
Dalam konteks ini, MBG dinilai bukan sekadar soal makan siang gratis, tetapi tentang pilihan kebijakan fiskal: apakah negara ingin hasil cepat yang populis, atau manfaat jangka panjang yang berkelanjutan.
MBG vs Intervensi Gizi Terarah
CELIOS tidak menolak intervensi gizi secara keseluruhan, namun mengkritik pendekatan one-size-fits-all yang diterapkan dalam MBG. Program berskala nasional dengan sasaran luas dinilai kurang efektif dibandingkan intervensi gizi yang lebih terarah, seperti bantuan tunai, voucher gizi, atau penguatan layanan kesehatan ibu dan anak di wilayah rawan stunting.
Tanpa koreksi desain, MBG berisiko menjadi program mahal dengan dampak terbatas, sekaligus menggerus ruang fiskal untuk kebijakan kesehatan yang lebih strategis.
Ujian Rasionalitas Kebijakan
Studi ini menempatkan MBG sebagai ujian besar rasionalitas kebijakan publik Indonesia. Dengan anggaran ratusan triliun rupiah, pemerintah dituntut tidak hanya menunjukkan niat baik, tetapi juga memastikan setiap rupiah menghasilkan manfaat maksimal.
CELIOS menegaskan bahwa evaluasi berbasis data dan perhitungan opportunity cost harus menjadi bagian utama dalam pengambilan keputusan lanjutan terkait MBG.Serial berikutnya akan membahas jalan keluar yang ditawarkan CELIOS: mulai dari usulan moratorium, reformasi tata kelola, hingga skema alternatif MBG yang dinilai lebih adil, efektif, dan berkelanjutan.