Loading
Sekretaris Nasional (Seknas) Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Veronica Wiwiek. (Arahkita/Dominikus Lewuk)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Sekretaris Nasional (Seknas) Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Veronica Wiwiek Sulistyo mengatakan siapapun Presidennya, banyak PR yang masih harus diselesaikan bersama.
"Misalnya, yang menang 01 atau 02, maka kita tetap harus mengawal terus. Jangan sampai ada pihak yang kalah lalu merasa tidak terima. Jadi, harus memastikan bahwa suasana pascapemilu serentak harus tetap kondusif," tegas Wiwiek dalam gelaran diskusi bertajuk "Mengawal Pancasila, Menalaah Dinamika Politik dan Keamanan Jelang Pemilu Serentak 2019 " yang berlangsung di Gedung Yustinus, Unika Atma Jaya, Jakarta, Sabtu (6/4/2019).
Lanjut Wiwiek, Pak Jokowi sudah mulai melaksanakan itu dan ini sudah dibuktikan. Seandainya nanti bukan beliau yang jadi atau terpilih, ya nggak apa-apa. Tapi, khawatirnya, program-program yang sudah ada tidak akan berlanjut. Mungkin akan ganti lagi, mulai lagi dari nol. Maka itu yang perlu dikawal.
Ke depan kata Wiwiek setelah Pemilu, pekerjaan rumah (PR) nya presiden pun masih banyak.
"Karena masih banyak sekali harus dibenahi dari sistem yang dulunya sudah banyak dilupakan, ataupun dibiarkan dan sebagainya. Sudah 73 tahun kita merdeka, tapi masih begitu banyak rakyat kita yang belum menikmati. Baru sekarang ini ada Pak Jokowi kita bisa (menikmati-red) harga BBM sama seperti di Papua. Sebelumnya, di Jakarta bensin naik sebentar aja sudah pada demo berhari-hari. Jadi, saya kira itu yang harus dibenahi," urai Wiwiek.
Jadi kata Wiwiek untuk membenahi, menata kembali sebuah sistem, tidak bisa seperti membalikkan tangan." Ya memang itu perlu proses , yaitu harus sabar secara bertahap, seperti sekarang infrastruktur,"ujarnya.
Harapannya, dengan adanya infrastruktur yang baik itu ekonomi mulai berkembang. Rakyat mulai merasakan hasil-hasilnya. Misalnya dulu transmigrasi mereka bisa diberi tanah kemudian mereka bisa menghasilkan, tapi bagaimana pemasarannya? Kurang berhasil dikarenakan infrastrukturnya kurang.
"Karena itu, moga-moga ke depan akan lebih baik lagi,"harapnya.
Diakui Wiwiek, perkembangan politik di tanah air akhir-akhir ini sudah sangat mengkhawatirkan. Dia mengaku prihatin, karena menjelang Pemilu Serentak yang akan dihelat Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 17 April 2019 mendatang, masyarakat seharusnya dalam keadaan rukun, damai, berbhinneka. Namun kenyataannya sekarang ini, masyarakat seperti bermusuhan bahkan kadang teman yang dulu kita dekat itu bisa bermusuhan karena hanya beda pilihan.
Wiwiek mengaku prihatin suhu politik yang memanas saat ini. "Belakangan ini muncul akal-akal yang nggak sehat dengan isu hoaks. Nah, itu yang harus kita lawan," katanya.