Loading
Kastorius Sinaga, Staf Khusus Menteri Dalam Negeri, yang ditugaskan oleh Mendagri Tito Karnavian untuk mengisi materi ceramah dalam Rakornas KNPI di Jakarta, Jumat (21/2/2020). (Foto: Istimewa)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - “Kaum muda, atau sering disebut sebagai generasi Y/milenial dan Z, yaitu kelompok penduduk berusia di bawah 39 tahun, menempati porsi terbanyak sebesar 63% atau 167,6 juta jiwa di dalam struktur piramida demografi Indonesia saat ini”, ungkap Kastorius Sinaga, Staf Khusus Menteri Dalam Negeri, yang ditugaskan oleh Mendagri Tito Karnavian untuk mengisi materi ceramah dalam Rakornas KNPI di Jakarta, Jumat (21/2/2020).
Rakornas KNPI ini diikuti 200 orang pengurus pusat DPP KNPI, Ketua KNPI selurih Provinsi se Indonesia, Ketua BEM se Jakarta dan elemen-elemen ormas Pemuda dengan tema “Outlook 2020: Politik Berkarakter Untuk Indonesia Kuat. Hadir juga pembicara lain Pramono Ubaid, Komisioner KPU dan M Afifuddin, Komisioner Bawaslu RI.
Kaum muda dengan jumlah 160 juta lebih itu adalah harapan dan sekaligus tulang-punggung Indonesia di masa depan. Terlebih dalam kaitan dengan prediksi ekonomi, bahwa tahun 2030 Indonesia akan menempati peringkat ke 10 terbesar di Dunia dilihat dari skala PDB, maka generasi muda usia produktif tersebut merupakan “bonus demografi” bagi Indonesia, lanjut Kastorius yang juga dikenal sebagai sosiolog Universitas Indonesia itu.
Dari sisi ketersediaan sumber daya alam, posisi strategis Indonesia yang terletak di persilangan geopolitik yang dinamis dan dari sisi potensi demografi, Indonesia sangat memiliki peluang emas menjadi negara kuat di masa depan.
“Sementara negara-negara lain seperti Jepang, Singapura, Taiwan saat ini mengalami trend faktual “aging population” atau negara dengan populasi usia tua, kita Indonesia, sebaliknya, memiliki generasi milenial yang enerjik yang dapat menggerakkan mata rantai produksi dan konsumsi yang sangat tinggi berbasis kemajuan IT, tandasnya.
Lanjut Kastorius, KNPI harus mengenali potensi tersebut. Utamanya juga KNPI harus mengenali perangai atau karakter generasi tersebut, yang sangat berbeda dengan generasi “baby boomers” pendahulunya. KNPI juga harus secara kreatif dan berperan aktif untuk mengisi pembentukan “karakter politik yang kuat” bagi kaum muda dengan menggunakan kemajuan IT, ungkap Kastorius. Salah satu langkah yang disarankannya untuk dilakukan oleh KNPI adalah pengarusutamaan nilai nilai Pancasila berbasis IT secara kreatif.

DR Kastorius Sinaga, Staf Khusus Menteri Dalam Negeri. (Foto:Istimewa)
“Terus terang dampak demokrasi elektoral yang terjadi di Indonesia telah menyuburkan karakter sempit berupa menjamurnua sikap intoleransi di masyarakat kita akibat ekspoliitasi berlebihan atas politik identitas berbasis agama dan etnik untuk tujuan politik praktis Pilkada atau Pemilu lainnya. Terlebih lagi dengan dominasi media sosial yang digunakan untuk menebar “hoax and hate” (kebohongan dan kebencian terhadap perbedaan) di atas trend “post truth” yang memanipulasi “sentimen identitas”, kaum muda kita sangat rentan terpapar ke dalam paham-paham radikal yang menyesatkan, terang Kastorius.
Padahal dilihat lebih jauh, terdapat enerji positif yang menjadi basis kekuatan kaum muda milenial kita. Enerji positif ini terletak di dalam karakter khas kaum muda milenial seperti akrab dengan teknologi informasi, bergerak sesuai ‘passion’, memiliki pola komunikasi terbuka, anti feodal dan menyukai tantangan dan kreatifitas, lanjut Kastorius.
Bila ke dalam karakter positif ini nilai-nilai Pancasila seperti ‘unity in diversity’ (persatuan di dalam keberagaman), nilai-nilai kecintaan atas tanah air dan kemanusiaan ditanamkan, disamping membangun ekosistem enterpreneuship dan cipta lapangan kerja yang saat ini sangat gencar dilakukan Pemerintah, maka kelak kita akan melihat Indonesia Unggul yang kuat sebagai bangsa, tandas Kastorius.
"KNPI harus melihat celah peluang sekaligus tantangan tersebut dan mau mereformasi dirinya sebagi simpul penting untuk pemupukan dan pengembangan talenta bagi kaum muda. “KNPI harus banting setir mengubah paradigma lamanya, dari sekadar “broker kekuasaan politik” menjadi “rumah kreatif” bagi kaum muda milenial Indonesia, papar Kastorius lewat paparan slide presentasinya.,"pungkasnya.