Loading
Ketua Presidium PP PMKRI periode 2018-2020, Juventus Prima Yoris Kago sedang memberikan sambutan. (Istimewa)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) periode 2018-2020, Juventus Prima Yoris Kago dalam sambutannya di depan para senior, alumni dan seluruh undangan yang hadir pada acara pelantikan serah terima jabatan dan pengukuhan Ketua Presidium PP PMKRI periode 2018-2020, Jumat (16/3/2018) malam mengatakan PP PMKR siap mengawal tahun politik.
Menghadapi tahun politik Juventus mengharapkan agar PMKRI selalu siap menghadapi segala kemungkinan terburuk yang mencederai semangat persatuan. PMKRI harus menjadi garda terdepan untuk menjaga semangat persatuan.
’’Momentum tahun politik adalah momentum penting bagi PMKRI untuk mengawal konstelasi politik di republik ini. Kembali melihat ke dalam (refleksi) kemudian bertolaklah lebih dalam. Menjadi 200 manusia, 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia. Segala kegaduhan yang tejadi pada bangsa Indonesia dengan opini yang menyesatkan yang keluar dari kontekske-Indonesia-an asdalah menjadi tanggung seluruh warga perhimpunan. Kita akan mengawal tahun politik ini agar berjalan dengan damai dan aman,’’ungkapnya
Juventus lebih lanjut mengatakan dengan tersebarnya kader PMKRI di seluruh pelosok negeri ini merupakan konsekuensi logis bahwa PMKRI akan terus merawat semangat persatuan.
Dengan tersebarnya kader PMKRI di seluruh pelosok negeri ini menurut Juventus sudah merupakan konsekuensi logis bahwa PMKRI untuk tetap mengibarkan semangat persatuan dan cinta akan tanah ideologis.
Harapan terhadap PMKRI untuk terus merawat marwah persatuan bangsa pun sempat diutarakan oleh Presiden Jokowi ketika membuka Kongres ke-30 PMKRI di Palembang.
Dalam pidato pembukaannya di depan ribuan massa kader PMKRI, Jokowi mengatakan; Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, terdiri dari 714 suku dengan jumlah penduduk 260 juta. Harus dikelola dengan hati dan semangat yang besar. Karena itu segenap komponen bangsa diajak untuk merawat bangsa Indonesia dengan semangat Toleransi, Kasih, dan Damai
"Di era milenial ini PMKRI akan berbenah diri menjadi organisasi milenaial sesuai tuntutan zaman. PMKRI tidak boleh bersikap eksklusif. PMKRI harus terbuka. Dalam arah gerak perhimpunan PMKRI tidak boleh kaku,"jelas Juventus.
Seremoni pengukuhan sendiri mengusung tema “Bertolaklah Lebih Dalam” itu diawali misa syukur yang dipimpin Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Yang Mulia Mgr. Ignatius Suharyo, Pr di markas besar PMKRI, Menteng, Jakarta Pusat.
Mgr Suharyo dalam homilinya menegaskan, PMKRI harus membangun gerakan atas semangat dan idealisme perhimpunan yang menjangkarkan dirinya padanya nilai-nilai Kekatolikan.
“Idealisme perhimpunan dan nilai-nilai Kekatolikan harus menjadi dasar dari seluruh arah gerak PMKRI ke depan”, ujarnya. Mgr. Ignatius Suharyo berharap agar PMKRI tetap berjalan baik dan mengedepankan semangat toleransi dalam negara Indonesia yang majemuk dengan berlandaskan nilai-nilai ideologi negara bangsa.
Dalam acara pelantikan PP PMKRI periode 2018-2020 tersebut hadir beberapa ormas Katolik seperti WKRI, FMKI, ISKA, Vox Point, Pemuda Katolik. Juga hadir organisasi kemahasiswaan dan organisasi lain seperti kelompok Cipayung plus (HMI, GMNI, PMII, LMND, KAMMI,HIKMAHBUDHI, Pemuda Tionghoa dan segenap elemen lainnya.
Lebih lanjut Mgr Suharyo mengharapkan agar PMKRI mampu meneladani semangat “sisa-sisa Israel” di pembuangan yang, meski mengalami penderitaan dan penyiksaan, tetap setia kepada perintah-perintah Allah dan hidup berdasarkan ajaran-ajaran serta moralitas unggul yang diwarisi oleh leluhur mereka (Kebijaksanaan 2: 1a.12-22).
Menggunakan teori creative minority Arnold Toynbee, Mgr. Suharyo menyebut “sisa-sisa Israel” itu sebagai minoritas berdaya cipta—bukan dalam dikotomi mayoritas versus minoritas yang mampu mempengaruhi masyarakat banyak dengan standar moralitas ilahi yang mereka gunakan. Mereka adalah sekelompok kecil orang yang tetap berpegang pada nilai dan moralitas leluhurnya di tanah pembuangan.
“Sisa-sisa Israel itu adalah creative minority yang mempertahankan nilai dan moralitas leluhur mereka dan mereka adalah kelompok yang dapat bertahan dari segala penderitaan”, ujarnya. Dalam konteks Indonesia, PMKRI diharapkan mampu menjadi creative minority yang tetap berjalan dalam terang nilai-nilai, idealisme, serta moralitas Katolik di tengah bangsa yang majemuk ini.