Rabu, 31 Desember 2025

Mentan Curigai Manipulasi Data Pasokan Beras, Satgas Pangan Turun Tangan


  • Jumat, 06 Juni 2025 | 21:00
  • | News
 Mentan Curigai Manipulasi Data Pasokan Beras, Satgas Pangan Turun Tangan Menteri Pertanian Mentan Andi Amran Sulaiman. (tvonenews)

MAKASSAR, ARAHKITA.COM - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan adanya dugaan praktik mafia pangan yang sengaja memainkan data pasokan beras nasional. Aksi ini dinilai bisa merugikan petani dan melemahkan ketahanan pangan Indonesia.

“Satgas Pangan sedang memproses temuan ini. Jangan main-main dengan nasib petani dan konsumen,” tegas Mentan Amran saat menghadiri pemotongan hewan kurban dalam perayaan Idul Adha 1446 H di Makassar, Jumat (6/6/2025).

Amran menyebut, berdasarkan informasi internal Kementerian Pertanian, ada oknum yang mencoba menciptakan opini seolah-olah pasokan beras langka. Padahal, faktanya stok beras saat ini justru melimpah.

“Beras kita banyak. Tapi ada yang sengaja memainkan data agar seolah-olah kekurangan,” kata Amran.

Ia menegaskan, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog saat ini telah mencapai lebih dari 4 juta ton—jumlah tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa target swasembada beras bisa tercapai lebih cepat dari yang direncanakan.

“Awalnya target swasembada dirancang tercapai di tahun keempat pemerintahan Presiden Prabowo, tapi saya optimistis bisa lebih cepat—mungkin di tahun ketiga,” ujarnya penuh keyakinan.

Satgas Temukan Kejanggalan, Dugaan Anomali Cuaca Dibantah

Amran juga menanggapi isu soal anomali cuaca yang diklaim menyebabkan penurunan produksi beras. Setelah ditelusuri, ternyata informasi itu tidak terbukti.

“Setelah diperiksa, ternyata tidak benar. Bahkan oknum yang menyebar isu itu sudah menyampaikan permintaan maaf ke Satgas Pangan. Tapi saya bilang, jangan dibiarkan, proses hukum harus jalan,” tegasnya.

Meski belum menyebut secara spesifik siapa pelaku di balik dugaan mafia data ini, Amran mengingatkan agar tidak menjadikan alasan palsu seperti ‘kekurangan stok’ sebagai dasar untuk membuka keran impor.

“Kalau stok dikira kurang, jawabannya impor. Tapi kenyataannya tidak kurang. Akibatnya petani yang dirugikan. Mereka jadi enggan produksi karena kalah bersaing,” jelasnya.

Pemerintah Fokus Perkuat Petani

Amran juga menyoroti komitmen pemerintah dalam mendukung petani. Mulai dari penyaluran pupuk subsidi hingga kebijakan membeli gabah dan beras langsung dari petani.

“Kalau petani kita kuat, negara juga akan kuat. Saat ini jumlah petani—baik di sektor padi, hortikultura, perkebunan, maupun peternakan—diperkirakan mencapai 150 juta orang,” ungkapnya.

Sebagai catatan, Kementan juga menemukan anomali data di Gudang Beras Cipinang pada Mei 2025. Dalam satu hari, tercatat distribusi beras mencapai 11 ribu ton—jauh lebih besar dibanding rata-rata harian yang biasanya berkisar 1.000 hingga 3.500 ton.

“Data itu janggal. Selama lima tahun terakhir belum pernah ada satu hari distribusi sebesar itu,” ujar Amran dikutip dari Antara.

Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjaga transparansi dan keadilan dalam sistem distribusi pangan, demi melindungi kepentingan petani dan konsumen di seluruh Indonesia.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru