Selasa, 30 Desember 2025

Ketegangan Iran–Israel dan Ancaman Kesalahan Strategis: Dunia di Ujung Jurang Konflik Global


  • Sabtu, 21 Juni 2025 | 22:40
  • | News
 Ketegangan Iran–Israel dan Ancaman Kesalahan Strategis: Dunia di Ujung Jurang Konflik Global Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy, Ahmad Khoirul Umam, Ph.D di Jakarta, Sabtu (21/6/2025). (Foto: Dok. Univ. Paramadina)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali mencapai titik kritis. Dunia kini menyaksikan potensi konflik besar yang bisa berdampak global, setelah Amerika Serikat mengerahkan pesawat kargo raksasa C-5M Super Galaxy ke Arab Saudi, tak jauh dari perbatasan Iran. Langkah ini dinilai sebagai sinyal kuat keterlibatan militer AS dalam konflik Iran–Israel yang terus memanas.

Menurut Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy, Ahmad Khoirul Umam, Ph.D., pengerahan militer berskala besar tanpa dukungan mandat internasional merupakan bentuk eskalasi strategis yang sangat berisiko. “Ini bukan hanya memancing respons Iran dan sekutunya, tapi juga berpotensi memperluas lingkup konflik di kawasan,” ungkapnya dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).

Umam menegaskan, kehadiran AS di kawasan konflik, apalagi dengan tensi tinggi, berisiko menimbulkan strategic miscalculation atau kesalahan kalkulasi strategis yang bisa memicu perang terbuka. “Kita menghadapi skenario terburuk yang bisa mengarah pada penggunaan senjata pemusnah massal jika ruang diplomasi ditutup sepenuhnya,” ujarnya.

Iran, Israel, dan Ironi Politik Dunia Islam

Konflik Iran–Israel tak hanya menyangkut dinamika kekuatan global, tetapi juga membuka tabir ironis dari relasi antarnegara Muslim. Meskipun Iran merepresentasikan mazhab Syiah yang berbeda dengan mayoritas negara Islam Sunni, posisinya sebagai bagian dari komunitas Muslim global seharusnya tak terbantahkan.

Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ketika Iran secara terbuka menantang Israel—yang kerap dikritik atas pelanggaran HAM di Palestina—banyak negara Islam justru memilih diam. “Ada pergeseran orientasi politik dunia Islam, dari semangat solidaritas keumatan ke pertimbangan geopolitik semata,” tegas Umam.

Lebih jauh, ia menyebut bahwa beberapa negara yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel bahkan membiarkan wilayah udaranya digunakan untuk menyerang Iran. Perubahan persepsi ancaman ini, menurutnya, merupakan hasil dari pengaruh kekuatan besar dunia dan strategi keamanan Barat yang sistematis.

De-eskalasi dan Diplomasi: Jalan Menuju Perdamaian

Umam menyerukan agar dunia internasional, khususnya Amerika Serikat, mulai mengambil peran lebih aktif dalam mendorong de-eskalasi konflik. Ia menekankan bahwa kekuatan politik di dalam Partai Republik seharusnya mampu mendorong pemerintahan AS, termasuk Presiden Trump, untuk tidak terus menerus memberikan “cek kosong” kepada Israel.

“Amerika harus kembali ke jalur diplomasi. Dunia membutuhkan kepemimpinan yang mendorong perdamaian, bukan memperbesar konflik,” tuturnya.

Ancaman Perang Dunia Ketiga

Jika situasi ini tidak segera dikendalikan, konflik Iran–Israel dapat menjadi salah satu tragedi terbesar di abad ke-21. Umam mengingatkan bahwa dua perang dunia terdahulu juga dipicu oleh kesalahan kalkulasi strategis para pemimpin dunia.

“Dalam dunia yang kian terpolarisasi, kemenangan sejati bukan tentang superioritas militer. Yang lebih penting adalah keberanian untuk berdialog dan membangun kepercayaan,” pungkasnya. 

Ia menekankan bahwa upaya diplomasi dan penghentian siklus kekerasan adalah satu-satunya cara menghindari bencana kemanusiaan global.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru